Turnamen bulu tangkis Cinta Damai Cup di Gedung Serba Guna KGB, digelar para pecinta bulu tangkis secara swadaya. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sudah sejak lama, olahraga bulu tangkis di Kota Banjar kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Pemkot Banjar dianggap lebih memperhatikan cabang olahraga lain, seperti sepakbola dan basket.
Meski bulu tangkis merupakan salah satu olahraga yang digandrungi masyarakat, namun olahraga ini seperti dianaktirikan oleh pemerintah. Seperti diungkapkan salah seorang pemain bulu tangkis, Abah Ile (47), kepada Koran HR, Sabtu (15/10/2016) lalu.
“Bukannya kami mau mengecilkan kedua olahraga itu, namun kami sebagai pecinta olahraga bulu tangkis ingin juga diperhatikan pemerintah. Selama ini, belum pernah ada turnamen resmi bulu tangkis di Kota Banjar,” ungkap Abah Ile.
Pendapat serupa diungkapkan Roni (32), pemain bulu tangkis lainnya, bahwa hal ini terjadi karena morat-maritnya KONI dan tidak adanya Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Kota Banjar, sehingga membuat para atlit bulu tangkis Banjar ibarat seperti anak ayam kehilangan induknya.
“Mereka (atlit) kerap kebingungan jika akan mengikuti turnamen-turnamen di tingkat provinsi maupun nasional. Karena induk mereka yakni PBSI Kota Banjar hingga kini pun tak tahu nasibnya bagaimana. Sehingga, dengan minimnya turnamen dan kurangnya perhatian dari pemerintah, mereka kerap menggelar turnamen sendiri seperti ini,” katanya.
Saking kurangnya perhatian dari Pemkot Banjar, kata Roni, para pecinta olahraga bulu tangkis di Banjar kerap menggelar turnamen sendiri dengan modal “dumpyukan” atau patungan.
Seperti turnamen yang digelar di GOR Koperasi Guru Banjar (KGB) pada Sabtu (15/10/2016) malam pekan lalu. Turnamen bernama Cinta Damai Cup ini diikuti oleh beberapa tim dari Banjar maupun luar Banjar, diantaranya Cilacap, Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut.
Ketua penyelenggara Turnamen Bulu Tangkis Cinta Damai Cup, Muhammad Iil Ismail (33), mengatakan, turnamen yang digelar ini dalam rangka silaturahmi bersama para pecinta olahraga bulu tangkis. Meski tidak resmi, namun penonton di GOR KGB sangat membludak.
“Selama ini Pemkot Banjar tidak ada kepedulian kepada cabang olahraga bulu tangkis. Untuk itu, meski bukan turnamen resmi, kami menggelar turnamen ini tujuannya untuk silaturahmi dengan para pecinta olahraga bulu tangkis,” terangnya.
Pihaknya berharap kepada Pemkot Banjar, agar setiap HUT Kota Banjar ada turnamen bulu tangkis. Karena bibit-bibit atau aset atlit bulu tangkis di Banjar itu banyak, salah satunya yang telah sukses adalah Firman Nurkholik, yang merupakan asli orang Banjar dari Lemburbalong, Kecamatan Pataruman.
“Dia itu atlit Banjar yang kini di Pelatnas. Karena kurang kepedulian dari Pemkot Banjar, akhirnya Firman kini membela dan membawa nama Kota Tasikmalaya. Padahal putra daerah Banjar, sangat disayangkan kan,” tandas Ismail. (Hermanto/Koran HR)