Ketua Forum Ketahanan Bangsa (FKB) Kabupaten Ciamis, Mohamad Ijudin, S.Pd, saat menjadi wakil Drs. Agun Gunandjar Sudarsa Bc.IP.,M.Si, memberikan hadiah kepada siswa berprestasi di Kabupaten Ciamis, di SMK Kawali. Photo: Dokumen HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Hari Pahlawan yang jatuh pada Hari Kamis, 10 November 2016, harus menjadi momentum bagi pemuda untuk kembali mengingat, mempelajari dan meneruskan perjuangan para pahlawan dahulu.
Ketua Forum Ketahanan Bangsa (FKB), Mohamad Ijudin, saat ditemui Koran HR, Selasa (08/11/2016), mengatakan, Indonesia sekarang dengan adanya perkembangan zaman dan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi negara yang mandiri tanpa intervensi dari bangsa manapun atau kelompok lain.
Menurut Ijudin, pada 10 November 1945, ribuan pemuda Indonesia, khususnya di Surabaya, yang dipimpin tokoh pemuda Bung Tomo, berjuang untuk mengusir penjajah Belanda. Karena itu, 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan, sehingga hari besar itu harus dijadikan momentum bagi masyarakat untuk kembali membangun Indonesia yang utuh.
“Dalam era globalisasi ini, pemuda banyak yang tidak memandang penting peringatan Hari Pahlawan, bahkan mungkin lupa atau tidak tahu sama sekali,” katanya.
Menurut Ijudin, untuk mengenang dan memperingati perjuangan para pahlawan dan pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, diharapkan pemuda bisa membangun ingatan kolektif dan kesadaran berbangsa dan bernegara.
“Semoga dengan peringatan hari pahlawan nanti, bisa memperkokoh nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan. Dengan meningkatkan kecintaan terhadap tanah air kita dalam bingkai negara,” ujarnya.
Sementara itu, seorang guru Sejarah di salah SMA, Yulia, mengimbau generasi muda meneladani semangat para pahlawan yang gugur saat perang melawan tentara sekutu pada 10 November 1945 silam di Surabaya.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Selamat Hari Pahlawan. Semangat kepahlawan yang dimiliki para pejuang hendaknya dapat kita tauladani. Jangan hanya sebatas peringatan sebagai kegiatan seremonial saja, namun sikap maupun tekad mereka dalam merebut maupun memperjuangkan kemerdekaan, perlu kita aplikasikan dalam membangun daerah,” katanya. (DSW/Koran HR)