Photo: Ilustrasi net/Ist
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Alokasi Dana Desa (ADD) tahap kedua ini, Pemerintah Desa Sinartanjung, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, mengalokasikan pada pembuatan dan pemeliharaan jalan lingkungan di empat titik lokasi.
Ditemui di ruang kerjanya, Sekretaris Desa Sinartanjung, Dede Saidin, mengatakan, empat titik lokasi itu diantaranya di Dusun Sinargalih, Cipancur, Pananjung Barat, dan Dusun Pananjung.
Bukan hanya bidang infrastruktur, Pemerintah Desa Sinartanjung juga melaksanakan pembinaan kelembagaan, kegiatan pengajian bulanan rutin setiap minggu ke II di aula Desa Sinartanjung, serta pelatihan RT/RW dengan mengikuti pelatihan kelembagaan di Balai Pelatihan, Yogyakarta.
“Pembinaan dan pengajian rutin ini dilaksanakan untuk membina mental aparatur Pemerintahan Desa Sinartanjung, di mana pembangunan fisik dan mental harus sama-sama dilaksanakan agar aparatur bisa melaksanakan tugasnya sesuai harapan,” terangnya.
Di bidang kesehatan dan pertanian, lanjut Dede, keberadaan RW Siaga menjadikan masyarakat Desa Sinartanjung selalu aktif menjaga kelestarian lingkungan. Setiap hari Jum’at masyarakat mengadakan bersih-bersih lingkungan atau “Pulung Sampah,” dan membersihkan saluran air.
Selain itu, masyarakat juga membuat warung hidup dengan cara menanam sayuran, serta apotik hidup dengan menanam tanaman obat-obatan di setiap pekarangan rumah, dan selalu mengantisipasi sekaligus melakukan penanggulangan penyakit menular. Dengan begitu, maka RW Siaga Desa Sinartanjung pun mendapat perhatian pemerintah di tingkat Provinsi Jabar.
“Seiring dengan program lingkungan sehat, Pemerintah Desa Sinartanjung mempunyai program menanam bibit tanaman kawasan rumah pangan lestari atau KRPL. Tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga akan tercipta lingkungan sehat,” kata Dede.
Kemudian, masyarakat Desa Sinartanjung juga mensiasati pancaroba dan cuaca ekstrim melalui Proklim (Program Kampung Iklim). Program tersebut untuk memantau sejauh mana masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrim dan bisa memanfaatkan cuaca yang selalu tak menentu.
Selanjutnya, Desa Sinartanjung memiliki Kelompok Wanita Tani (KWT) yang memproduksi jamur dan sayuran dengan menggunakan pupuk organik. Di mana pupuk tersebut merupakan hasil produksi KWT yang memanfaatkan limbah pepaya busuk.
Dede menjelaskan, pepaya busuk diolah KWT Teratai melalui permentasi dengan bahan lain yang hasilnya menjadi pupuk organik. Pupuk ini bisa digunakan untuk sayuran. Sedangkan cairannya dimanfaatkan untuk menyemprot hama padi dan penggemukan guna meningkatkan produktifitas hasil tanaman padi.
“Hasilnya sangat signifikan, produksi tanaman padi meningkat. Pupuk dan cairan yang diproduksi KWT Teratai bukan hanya dimanfaatkan sendiri, tapi bisa juga digunakan oleh para petani yang lain. Desa Sinartanjung menjual dengan harga terjangkau,” ujarnya.
Produk pupuk lokal KWT Teratai Desa Sinartanjung yang bernama Mol Pepaya dengan permentasi ramah lingkungan itu sangat berguna bagi masyarakat petani untuk meningkatkan hasil garapannya. Selain Mol Pepaya, ada pula pupuk Bokasi Pepaya yang khusus untuk tanaman pepaya. (AM/Koran HR)