Bupati Ciamis, Iing Syam Arifin saat menghadiri even Kirab Pusaka Galuh, Minggu (18/12/2016). Pemerintah Kabupaten Ciamis rencananya akan menjadikan even Kirab Pusaka Galuh ini sebagai agenda tahunan. Photo : Deni Supendi/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Heritage in Natural Harmony atau Destinasi Ekowisata Bersejarah akan menjadi slogan atau brand pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Ciamis. Pemberian slogan atau brand ini merupakan bagian dari sebuah konsep penting dalam pemasaran dan komunikasi sebuah daerah tujuan wisata.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ciams, Kusdiana, didampingi Kepala Bidang Perekonomian, Asep Khalid Fajari, ketika ditemui Koran HR, belum lama ini, mengatakan, dalam konsep besarnya identitas bersandingan dengan citra (image) dan kesatuan karakteristik (integritas) dari sebuah destinasi.
Branding atau pencitraan sudah dikenal sebagai instrument yang mendasar dalam membentuk persepsi pasar terhadap sebuah daerah tujuan wisata. Konsep pencitraan sendiri meliputi tiga aspek, diantaranya brand, positioning dan differentiation. Ketiga aspek ini menentukan sebuah formulasi yang rasional terhadap penyebutan dan penempatan sebuah tujuan wisata dalam konstelasi pemasaran.
Bagi Kabupaten Ciamis, kata Asep, penyebutan dalam bentuk brand yang kokoh dimana brand itu sendiri merupakan kristalisasi dari karakter terkuat dalam sebuah produk atau sebuah destinasi (tempat).
Detailnya, Asep menjelaskan, Ciamis memiliki citra tonggak sejarah Galuh, Ciamis punya alam dan masyarakat sunda, Ciamis juga punya kedatuan Galuh. Positioningnya, Ciamis sebagai destinasi ekoturism, Ciamis sebagai destinasi wisata budaya dan Ciamis sebagai destinasi wisata alami.
“Kemudian differensiasinya, keaslian alam (alami), nilai sejarah dan koleksi bukti sejarah sunda. Maka diformulasikan branding untuk pembangunan pariwisata Ciamis, yaitu Heritage in Natural Harmony atau Destinasi Ekowisata Bersejarah,” katanya.
Asep mengungkapkan bahwa slogan atau branding tersebut mempunyai makna menjual Ciamis sebagai destinasi ekowisata yang menjungjung tinggi keharmonisan antara manusia dan alamnya di dalam kekayaan sejarah.
Menurut Asep, kata kunci yang diangkat adalah heritage, natural dan harmony. Ketiga kata ini mewakili kondisi fisik dan spiritual Kabupaten Ciamis dimana warisan sejarah (heritage) menjadi sebuah kekuatan yang tidak terbantahkan.
Selanjutnya, natural atau alami menjadi bukti alam Ciamis yang hijau, subur dan masih minim polusi dibandingkan dengan daerah lain. Sedangkan harmony atau harmonis melambangkan kesesuaian antara alam, budaya, masyarakat dan semua pemangku kepentingan, termasuk wisatawan karena keramahan budaya sunda.
Disamping itu, heritage memiliki konotasi ‘tua’ atau sesuatu yang menjadi asal usul sesuatu dan diwariskan secara turun temurun. Dalam kontek pemasaran, kata heritage dapat dimanfaatkan untuk menarik pasar.
Pada kesempatan yang sama, Asep menambahkan, pencitraan pariwisata tersebut merujuk pada visi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Ciamis 2015-2025 “Kepariwisataan Ciamis yang Berkualitas, Bertanggungjawab dan Berwawasan Sunda” yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA).
Visi tersebut dikembangkan berdasarkan pemahaman bahwa kepariwisataan Ciamis yang berkualitas dilandaskan oleh sumberdaya pariwisata yang beragam, unik dan berkarakter yang memerlukan penguatan dari segala sektor, kreasi, inovasi dan kreatifitas masyarakat lokal yang terdukung, terfasilitasi dan mandiri.
Kemudian pariwisata yang bertanggungjawab menjabarkan bahwa pengembangan pariwisata Kabupaten Ciamis harus berpijak pada prinsip-prinsip pro job, pro growth, pro poor dan pro environment, serta tidak terlepas dari adanya nilai-nilai adat dan budaya masyarakat lokal.
Sedangkan kepariwisataan yang berwawasan budaya sunda merupakan cerminan dari karakter masyarakat Ciamis yang memiliki nilai-nilai adat istiadat dan spiritual yang seharusnya dapat menjadi pondasi dalam mengembangkan pariwisata dan menjadikannya sebagai karakter pariwisata yang aman, nyaman, ramah dan santun dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan pariwisata Kabupaten Ciamis.
“Visi pembangunan pariwisata ini diarahkan untuk dicapai dalam kurun waktu 10 tahun kedepan, dengan melakukan review dalam kurun waktu 5 tahun sekali, untuk mengkaji kembali program dan capaian yang telah terlaksana serta yang belum terlaksana,” katanya. (Deni/Koran-HR)