Kondisi areal pesawahan tadah hujan yang di Padaherang, Kabupaten Pangandaran. Photo: Entang Saeful Rachman/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Kondisi curah hujan cukup tinggi mengguyur wilayah Pangandaran ternyata tidak selamanya memberikan dampak negatif bagi warga, terutama petani. Pasalnya, di Desa Pasir Gelulis, sebagian Desa Karang Mulya, Kecamatan Padaherang dan sebagian wilayah Kecamatan Mangunjaya menjadi angin segar untuk areal sawah tadah hujan.
Siti Aminah, warga Padaherang, mengatakan, dirinya sangat bersyukur hujan akhir-akhir ini terus turun. Sebab, dia tidak kerepotan mencari air untuk mengairi sawahnya.
“Karena sawahnya disini termasuk tadah hujan, jadi hujan kali ini adalah berkah bagi para petani. Soalnya, kalau hujan tidak turun kita repot mencari airnya,” katanya kepada Koran HR, Senin (28/11/2016).
Hal senada juga diungkapkan Ato, warga Mangunjaya. Saat hujan turun, para petani bergairah untuk kembali terjun ke sawah. Pasalnya, hujan menjadi dambaan petani agar pertumbuhan padi mereka normal.
“Hampir sebagian pesawahan yang ada di Mangunjaya tanaman padinya tumbuh normal. Maka dari itu, hujan menjadi berkah bagi petani disini. Mungkin berbeda dengan pesawahan yang ada di daerah lain yang masih tergenang banjir,” ujarnya.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Cibogo, Kecamatan Padaherang, Karsim, mengatakan, kondisi hujan yang terus mengguyur saat ini membuat sebagian areal pesawahan Blok Cilalay Desa Cibogo. Dirinya kerap mendapat keluhan dari masyarakat agar pihak pemerintah daerah dan provinsi menangani banjir yang saat ini.
“Beberapa tahun ke belakang, meski hujan terus turun, itu tidak mengganggu petani. Saat ini, areal sawah yang normal malah diserang hama keong dan wereng coklat yang berdampak kerugian cukup besar,” ungkapnya.
Karsim berharap, wilayah Padaherang yang menjadi salah satu lumbung padi seharusnya diperhatikan oleh pemerintah. Hal tersebut guna meningkatkan kesejahteraan warga yang juga berdampak pada stabilitas ekonomi Pangandaran.
“Banjirnya kami harapkan bisa ditangani agar kedepannya tidak terjadi lagi. Hama keong dan wereng coklat juga kami harapkan bisa dikendalikan,” tutupnya. (Ntang/R6/Koran HR)