Monumen perjuangan di Desa Sadewata, Lumbung, Ciamis, bukti sejarah yang patut dijaga dan dilestarikan. Kini kondisinya usang karena tidak ada yang merawatnya. Photo : Eji Darsono/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Monumen bersejarah dan patung Abung Kusman di Dusun Desa, Desa Sadewata, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dari tahun ke tahun kondisnya semakin memprihatinkan. Monumen tersebut tidak ada yang menjaga dan merawatnya dengan baik.
Entis, warga Dusun Desa, RT 01 RW 01, ketika ditemui Koran HR di kediamannya, Minggu (18/12/2016) lalu, membenarkan kondisi monumen bersejarah dan patung Abung Kusman tersebut tidak ada yang merawat dan menjaganya.
“Padahal Abung Kusman merupakan pejuang kemerdekaan di masa imprialisme belanda. Meski berada di wilayah desa, monumen tersebut merupakan aset bersejarah milik Pemerintah Kabupaten Ciamis yang harus tetap dijaga dan dirawat,” katanya.
Senada dengan itu, Usman, warga setempat, menuturkan bahwa Desa Sadewata sebagai salah satu benteng Republik Indonesia yang harus terus dilestarikan. Sebab monumen tersebut membuktikan perjuangan yang dilakukan oleh para pemuda dan tentara pelajar pada waktu itu.
Menurut Usman, tentara pelajar merupakan suatu kesatuan militer yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia dimana anggotanya para pelajar. Sedangkan Monumen tersebut dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting dan sebagai bagian dari peringatan kejadian masa lalu.
“Patung yang berda di atas monumen merupakan tugu peringatan atau memorial untuk memperingati orang yang telah meninggal seperti pahlawan korban perang,” katanya.
Warga yang namanya minta dirahasiakan, mengaku kecewa dengan sikap Pemerintah Kabupaten Ciamis yang tidak memperhatikan kondisi monumen bersejarah tersebut. Bahkan pemerintaj terkesan membiarkan monumen itu usang. Padahal, monumen itu harus dijaga dan dirawat karena memiliki nilai sejarah yang perlu dilestarikan.
“Monumen ini sangat bermanpaat untuk generasi muda yang akan datang sebagi sebuah catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah,” katanya.
Sementara itu, Eni, warga lainnya, menambahkan bahwa monumen itu hanya dirawat pada saat memperingati hari-hari besar nasional saja, terutama pada hari kemerdekaan Republik Indonesia. (Dji/Koran HR)