Warga Dusun Sukajadi, Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, yang dibantu aparat gabungan tengah melakukan penanganan sementara dengan melapisi tanggul menggunakan karung yang diisi pasir setelah tanggul sungai kembali ambrol. Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Tanggul Sungai Citanduy yang berada di Dusun Sukajadi RT 28/RW 07 Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kembali ambrol setelah mengalami erosi akibat meningkatnya debit air sungai, Senin (30/01/2017). Tanggul yang memiliki lebar sekitar 100 meter itu, kini tinggal menyisakan ketebalan tanah sekitar 0,5 meter.
Warga pun kini panik karena khawatir tanggul kembali tergerus air dan mengakibatkan jebol. Pasalnya, posisi tanggul tersebut berbatasan dengan perkampungan warga. Bahkan, apabila tanggul tersebut jebol, diperkirakan akan merendam perkampungan warga di tiga kecamatan, yakni Padaherang, Mangungjaya dan Kalipucang.
Dari pantauan HR Online Senin (30/01/2017) malam, warga yang dibantu aparat gabungan tengah melakukan penanganan sementara dengan melapisi tanggul menggunakan karung yang diisi pasir. Hal itu dilakukan untuk menahan arus air sungai agar tidak terus mengikis ketebalan tanggul yang tanahnya semakin menipis.
Kepala Dusun Sukajadi, Desa Sukanegara, Kecamatan Padaherang, Sueb, mengatakan, mengikisnya kembali tanggul yang sebelumnya jebol setelah terjadi peningkatan debit air Sungai Citanduy dalam sepekan ini.
“Kalau tidak dilakukan penanganan, dipastikan tanggul ini jebol. Coba lihat saja, karung pasir dan potongan pohon kelapa yang sebelumnya dipakai untuk menahan tanggul, kini hilang semua terbawa arus sungai. Makanya, ketika sudah tidak ada benda penahan air, dikhawatirkan debit air yang terus meningkat kembali menghantam tanggul yang sudah tipis. Karenanya, warga kini was-was takut tanggul akhirnya jebol,” ujarnya, kepada HR Online, tadi malam.
Sueb menambahkan, titik kerusakan tanggul sungai tidak hanya terjadi di Dusun Sukajadi saja, melainkan di Desa Kertajaya Kecamatan Mangunjaya dan Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang pun mengalami hal serupa.
“Akibat hujan yang terus mengguyur, membuat debit air sungai meluap dan menghantam sejumlah titik tanggul. Makanya, kami langsung meminta kepada warga yang berada di bantaran sungai untuk waspada guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir akibat tanggul jebol,” terangnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Daerah (PKPBD), Nana Ruhena, mengatakan, sebelumnya tanggul yang berada di Desa Sukanagara sudah terkikis air sungai dan sempat ditangani dengan memasang karung berisi pasir dan batang pohon kelapa.
“Namun, akibat debit air sungai kembali meningkat, penahan erosi yang dipasang di badan tanggul kini rusak kembali. Bahkan, seluruh matrial penahan erosi kini sudah tidak terlihat lagi menyusul terbawa derasnya air sungai,” terangnya.
“Kejadian rusaknya penahan erosi terjadi pukul 17.00 WIB tadi. Kini ketebalan tanggul terus menimpis dan sangat berbahaya apabila akhirnya jebol. Karena air sungai akan tumpah ke perkampungan warga yang tak jauh dari posisi tanggul,” ujarnya. (Ntang/R2/HR-Online)
. Tanggul yang memiliki lebar sekitar 100 meter itu, kini tinggal menyisakan ketebalan tanah sekitar 0,5 meter.){kind=link}