Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ciamis, Erna Tresna Prihatin, S.Si, ketika ditemui Koran HR, Selasa (04/04/2017) lalu, menyebutkan, diantara tiga komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Ciamis, komponen peningkatan daya beli masyarakat tergolong paling berat.
Menurut Erna, indikator itu sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi makro yang fluktuatif, apalagi jika ada kebijakan kenaikan BBM. Pasalnya, indikator ini hanya meningkat 1,64 point. Di tahun 2014, daya beli masyarakat berada di kisaran Rp 8.162.000,- dan di tahun 2015 menjadi Rp. 8.295.000.
Namun demikian, Erna menyatakan, Indeks pembangunan manusia (IPM) atau yang dikenal dengan sebutan Human Development index (HDI) Kabupaten Ciamis tahun 2015 mengalami peningkatan cukup signifikan.
Erna menjelaskan, IPM atau HDI merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur salah satu aspek penting yang berkaitan dengan kualitas dari hasil-hasil pembangunan ekonomi, yakni derajat perkembangan manusia yang didasarkan pada tiga indikator yang meliputi kesehatan, pendidikan yang dicapai, dan standar kehidupan (daya beli).
Di bidang kesehatan, Erna mengungkapkan, upaya peningkatan derajat kesehatan dilakukan dengan cara menurunkan tingkat kematian bayi dan balita secara bertahap, dan penanganan status gizi pada balita. Upaya ini akan berdampak positif terhadap angka harapan hidup penduduk.
Kemudian di bidang pendidikan, lanjut Erna, peningkatan angka rata-rata lama sekolah dan penurunan angka rawan drop out murid sekolah tetap mendapat prioritas utama. Disamping itu, pembangunan dan revitalisasi gedung-gedung sekolah sebagai upaya meningkatkan partisipasi murid secara berkelanjutan terus dilakukan.
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat, Erna menjelaskan, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai daya beli masyarakat. Diantaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan, mengatur penyediaan barang publik, mengendalikan inflasi dan pengangguran, melaksanakan pemerataan (keadilan sosial) atau distribusi pendapatan melalui upaya pengembangan usaha mikro.
Pada kesempatan yang sama, Erna melansir capaian IPM Kabupaten Ciamis tahun 2015. Angka IPM diperoleh dari hasil penghitungan masing-masing komponen yang meliputi Indeks Harapan Hidup (Angka Harapan Hidup/e0), Indeks Pendidikan (Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah) dan Indeks Pengeluaran (Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan).
“Angkanya adalah sebesar 68,02. Angka ini telah mencapai kategori sedang. IPM Kabupaten Ciamis Tahun 2015 ini mengalami peningkatan. Sebelumnya, di tahun 2014, angka IP Ciamis berada di angka 67,64. Meskipun angkanya bergerak perlahan, kondisi ini menjadi indikasi adanya peningkatan kualitas pembangunan di Kabupaten Ciamis,” katanya.
Erna menambahkan, peningkatan kualitas pembangunan manusia sejatinya merupakan dampak dari berbagai kebijakan pemerintah yang tentunya disertai dengan dukungan masyarakat. Besarnya capaian komponen IPM sebenarnya masih mungkin untuk ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang. Itupun jika dilakukan pembenahan pada beberapa aspek yang dianggap kurang menyentuh kepada masyarakat. (Tantan/Koran HR)