Kepala Bidang Perluasan, Pengembangan Kesempatan Kerja dan Penempatan Transmigrasi (PPKKPT) Disnaker Kota Banjar, Yudi Kardiman. Foto: Muhafid/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pasca libur Lebaran, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banjar, terus dipadati para pemohon pembuatan Kartu Kuning/AK 1 (Surat Pencari Kerja). Lonjakan pemohon AK 1 itu terjadi karena usai Lebaran yang berbarengan dengan lulusnya para siswa tingkat SMA/SMK dan sederajat.
Ilham, salah satu pemohon Kartu Kuning yang telah lulus dari SMKN 2 Banjar, mengatakan, dirinya berencana akan bekerja di Karawang bersama saudaranya. Meskipun belum mengetahui secara jelas lapangan pekerjaan di Karawang seperti apa, namun ia meyakini saat ini di daerah tersebut banyak membuka lowongan kerja.
“Saya ikut saudara untuk kerja di Karawang nanti. Informasinya di sana lagi banyak lowongan dan gajinya cukup lumayan. Makanya saya membuat Kartu Kuning,” ujar Ilham, kepada Koran HR, Selasa (04/07/2017) lalu.
Di tempat yang sama, Asep, salah satu warga Langensari, yang juga bermaksud membuat Kartu Kuning untuk digunakan sebagai salah satu persyarakat mendaftarkan kerja di sebuah perusahaan yang ada di Jakarta.
Meski tanpa ada ajakan saudara ataupun temannya, Asep mengaku optimis dengan merantau ke kota besar bisa memperbaiki ekonomi keluarganya. “Ini pertama kalinya mau ke kota besar untuk bekerja. Saya mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari papan informasi Dinas Tenaga Kerja Kota Banjar,” tutur Asep.
Sementara itu, Kepala Bidang Perluasan, Pengembangan Kesempatan Kerja dan Penempatan Transmigrasi (PPKKPT) Disnaker Kota Banjar, Yudi Kardiman, mengatakan, fenomena pencari kerja yang membludak usai Lebaran atau usai pelulusan sekolah memang sudah tidak aneh lagi.
“Kalau saat ini menurut saya lebih karena setelah pelulusan sekolah, bukan karena pengaruh Lebaran. Dari tahun ke tahun, pencari kerja dan penyerapan kerja peningkatannya tidak terlalu signifikan, masih terbilang normal,” terang Yudi, saat ditemui Koran HR, di ruang kerjanya.
Dia juga menjelaskan, bila pencari kerja asal Banjar masih banyak yang memilih ke luar kota daripada di Kota Banjar sendiri. Hal itu akibat permintaan pekerja di Banjar lebih sedikit dibandingkan dengan lulusan sekolah yang cukup banyak.
“Sedikitnya permintaan perusahaan di Banjar ini dimungkinkan karena berbagai faktor. Salah satunya para pencari kerja memilih ke luar kota karena gajinya lebih besar dibanding dengan UMK Kota Banjar, dan urbanisasi memang tidak bisa kita bendung secara spontan,” katanya.
Selama ini, urbanisasi masih menjadi salah satu solusi masyarakat Banjar untuk memperbaiki ekonomi. Meski demikian, namun pihaknya menilai bahwa hal itu lebih baik daripada angka pengangguran di Banjar tinggi.
Untuk itu, Yudi menganjurkan kepada para pencaker untuk membuat AK 1 sebelum mencari kerja, supaya nantinya pemerintah bisa memantau dan membantu jika ada berbagai persoalan dalam kerja yang kaitannya antara perusahaan dengan karyawan.
“Ada sebagian perusahaan terus melaporkan ke kita jumlah karyawan asal yang bekerja di perusahaan itu. Dengan semacam ini kita bisa memantau para pekerja asal Banjar, meskipun di luar daerah,” pungkas Yudi. (Muhafid/Koran HR)