Stockholm, ibu kota Swedia. Foto: Net/Ist
Berita Gaya Hidup, (harapanrakyat.com),-
Persoalan sampah di negara berkembang seperti halnya Indonesia masih belum bisa terpecahkan. Mulai dari pengolahan sampah hingga kebiasaan sebagian besar masyarakat yang masih belum menyadari dampak negatif sampah.
Berbeda dengan negara Swedia, sampah justru menjadi berkah tersendiri bahkan harus rela mengimpor sampah guna memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.
Dikutip dari The Huffington Post, salah satu negara makmur di Eropa ini memiliki sistem pengolahan sampah yang sangat canggih. Bagaimana tidak, dengan manajemen waste-to-energy (WTE) sampah-sampah diolah melalui proses pembakaran menggunakan mesin. Uap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut digunakan untuk pembangkit listrik yang selanjutnya dialirkan ke rumah-rumah penduduk.
Dari pemanfaatan pembangkit listrik berbahan sampah ini, setidaknya Swedia mampu memenuhi kebutuhan panas 950.000 rumah tangga serta kebutuhan listrik untuk 260.000 rumah tangga. Persoalan yang dihadapi Swedia, pengelolaan sampah baik di setiap rumah tangga maupun dari industry sudah sangat rapih. Dengan begitu, sampah yang ada pun tidak sampai satu persen yang masuk ke tempat pembuangan sampah.
Dari kondisi tersebut, Swedia terpaksa memasok sampah dari luar negeri seperti dari Norwegia, Irlandia, Italia maupun dari Inggris untuk memenuhi kebutuhan listrik dari pengolahan sampah. Bahkan, pada tahun 2014 silam Swedia harus mengimpor 800.000 ton sampah dari Negara lain.
Berkaca dari negara Swedia dalam sistem pengolahan serta pemanfaatan sampah, bagaimana kalau hal tersebut diterapkan di negara kita? Apakah Indonesia bisa? (Muhafid/R6/HR-Online)