Kendaraan milik sekolompok pelajar yang kedapatan bermain kartu domino di saat jam belajar, di sebuah warung yang berada di Lingkungan Cimenyan 2 RT 03/RW 08 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, Senin (07/08/2017). Foto: Hermanto/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Petugas Satpol PP Kota Banjar memergoki sembilan pelajar yang terdiri dari siswa sebuah SMKN dan dua SMPN ternama di Kota Banjar, tengah bermain kartu domino pada saat jam belajar, di sebuah warung yang berada di Lingkungan Cimenyan 2 RT 03/RW 08 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, Senin (07/08/2017).
Namun, saat penggerebekan tersebut, kesembilan pelajar itu berhasil kabur dari kejaran petugas. Mereka kabur lewat pintu belakang warung dan lari kocar kocir hingga berhasil lolos dari penggerebekan. Meski begitu, petugas berhasil mengantongi identitas kesembilan pelajar tersebut setelah kendaraan dan barang-barangnya tertinggal di dalam warung.
Kendaraan dan barang-barang milik pelajar yang tertinggal, diantaranya 4 unit sepeda motor, 1 unit sepeda, 3 unit telepon seluler, satu set kartu domino, tas sekolah dan 9 pasang sepatu.
Kabid Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah (Gakda) Satpol PP Kota Banjar, Supendi, mengatakan, penggerebekan tersebut merupakan operasi Gerakan Disiplin Siswa dan Masyarakat Remaja (Gadis Matre) yang kini tengah gencar digalakan pihaknya.
“Razia ini kami lakukan setelah mendapat laporan dari masyarakat yang menginformasikan bahwa sering melihat siswa bolos sekolah di tempat tersebut. Bahkan diduga mereka sering bermain kartu di warung itu pada saat jam belajar,” ujarnya, pada wartawan usai operasi.
Supendi menambahkan, seluruh barang-barang milik pelajar yang berhasil diamankan langsung dibawa ke Markas Satpol PP Kota Banjar untuk didata. “Dari buku dan handphone yang diamankan, kami menemukan identitas sembilan siswa tersebut. Mereka adalah 4 siswa dari salah satu SMKN di Banjar, serta 5 siswa dari dua SMP Negeri ternama di Kota Banjar,” ujarnya.
Langkah selanjutnya, kata Supendi, pihaknya akan memanggil guru serta orang tua kesembilan siswa tersebut. “Mereka ini bolos dari sekolahnya. Dan aktivitas para pelajar di warung tersebut kerap membuat resah masyarakat. Makanya, kami perlu memanggil guru dan orangtuanya agar mereka dibina dan tidak lagi melakukan perbuatan tidak terpuji,” ungkapnya. (Hermanto/R2/HR-Online)