Warga menunjukkan kondisi bantaran Sungai Citanduy di wilayah Lingkungan Parungsari, Kota Banjar, yang terus mengalami abrasi. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Warga Lingkungan Parungsari, RW.3 dan 4, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, kini kembali resah. Pasalnya, bantaran Sungai Citanduy yang berada di wilayah tersebut terus mengalami abrasi. Terlebih kini memasuki musim hujan, sehingga abrasi masih terus berlanjut.
Tanah milik warga yang berada di pinggir sungai kini mulai terkikis habis dan hanya menyisakan kurang lebih 3 meter dari bibir tanggul. Jika terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan tanah akan habis terkikis arus sungai dan tanggul terancam jebol.
Marsimin (66), warga setempat, mengatakan, dalam satu minggu ini bantaran Sungai Citanduy kembali mengalami abrasi sepanjang 12 meter. Menurutnya, bukan hanya tanah yang habis, tapi juga pohon-pohon bambu miliknya pun habis dan hanyut terbawa arus sungai.
“Tanah di bantaran sungai ini kini sudah habis terkikis arus sungai, bahkan pohon bambu pun ikut terbawa arus sungai, dan kini hanya menyisakan jarak 3 meter dari sungai ke bibir tanggul, padahal dulu dari bibir tanggul ke sungai jaraknya 15 meter,” tutur Marsimin, kepada Koran HR, Selasa (28/11/2017) lalu.
Senada diungkapkan Suparno (54), Ketua RT.8. Menurutnya, pihak RT dan RW sudah beberapa kali mengusulkan hal ini ke pihak kelurahan dan Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWSC). Namun, sampai sekarang belum juga ada realisasinya dan seolah dibiarkan.
“Sejak tahun 2013 kami mengusulkan masalah longsor bantaran Sungai Citanduy ini, namun hingga kini tidak digubris,” terang Suparno.
Ketua RW.4, Sukimin (50), juga mengaku kalau dirinya bersama warga pernah beberapa kali mengusulkan kepada pihak kelurahan dan kecamatan. Tapi hingga kini belum ada jawaban resmi.
“Warga memang sudah resah karena bantaran sungai terus mengalami abrasi. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran, karena kalau terus terkikis tanggul akan jebol,” katanya.
Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, maka dalam waktu dekat ini dirinya bersama warga akan mendatangi pihak kelurahan dan BBWSC. Hal itu dilakuka demi keselamatan warga Parungsari dan bantaran sungai yang terus terkikis akibat tergerus arus air.
“Memang sudah beberapa kali lokasi tersebut difoto oleh pihak kelurahan, tapi sampai saat ini tidak ada realisasinya,” ungkap Sukimin.
Di tempat terpisah, Kepala Kelurahan Karangpanimbal, Herniati Aisyah, melalui staf bagian Ekonomi dan Pembangunan, Ayi, saat dihubungi Koran HR via ponselnya, menjelaskan, bahwa pihaknya sudah berulangkali mengusulkan masalah ini ke pihak BBWSC melalui proposal. Namun, hingga kini tidak ada jawaban dari pihak BBWSC.
“Kami sudah mengusulkan proposal berulang kali tentang masalah bantaran sungai yang ada di wilayah Parungsari ke pihak BBWSC, tapi tidak ada jawaban sampai sekarang. Padahal, dalam proposal itu terdapat memo dari Walikota Banjar,” tandas Ayi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban resmi dari pihak BBWSC Bagian Operasional dan Pemeliharaan Sungai. (Hermanto/Koran HR)