Sejumlah anak-anak tampak sedang bermain di aliran Sungai Ciroas yang kini sudah bersih dari sampah. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sungai Ciroas yang dulu terkenal kotor dan kumuh akibat dipenuhi sampah, kini menjadi bersih dan terlihat indah. Pasalnya, sungai yang terletak di wilayah Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar ini, hampir setiap hari dibersihkan oleh warga yang tergabung dalam Forum Aliansi Kedaulatan Rakyat (Fakar), dan Karang Taruna Darma.
Mereka hampir setiap hari dengan sukarela membersihkan Sungai Ciroas dari tumpukan sampah. Para pemuda asli warga Lingkungan Tanjungsukur, RT.4/16, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar ini, tanpa pamrih terus memerangi masyarakat yang biasa membuang sampah ke sungai.
Ketua Fakar, Dede Supriadi, mengatakan, tujuan pembersihan Sungai Ciroas adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat supaya tidak membuang sampah ke sungai, karena sungai bukan tempat sampah.
“Awalnya kami termotivasi ketika musim kemarau, di Sungai Ciroas ini sampah menumpuk dan menjadi sarang lalat dan nyamuk, sehingga hati kami tergugah dan mengajak para pemuda untuk bertindak membersihan sampah dari Sungai Ciroas,” tuturnya, kepada Koran HR, Selasa (21/11/2017) lalu.
Aksi bersih-bersih sampah di sungai pun mendapat tanggapan positif dari warga, hingga warga lainnya pun mengikuti apa yang dilakukan oleh para pemuda di forum tersebut. Sampah yang tertumpuk di sungai akhirnya bisa diatasi oleh warga yang membentuk Tim Rescue Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Ciroas (Kompesuci).
“Evakuasi sampah dilakukan secara gotong-royong antara aktifis lingkungan hidup dengan Karangtaruna Dharma, serta warga lainnya,” kata Dede.
Tim Pasukan Pembersih Reaksi Cepat (PPRC) berhasil membersihkan area Sungai Ciroas, dan dipastikan warga pun dengan nyaman bisa menikmati suasana sore sambil melihat sungai yang bersih dan indah.
Johan (37), warga lainnya, mengatakan, dengan bersihnya Sungai Ciroas ini dapat dinikmati anak-anak untuk berenang. Seperti peribahasa “tak ada rotan, akar pun jadi,” tak ada kolam renang sungai pun jadi.
“Mungkin demikian kira-kira yang terlintas dalam benak anak-anak. Mereka terlihat ceria berenang dan bermain di Sungai Ciroas, layaknya mereka sedang bermain di taman bermain air atau water park. Mereka tampak bersuka cita sambil sesekali melompat ke sungai dengan aksi jungkir balik,” tutur Johan.
Sementara itu, Bebey (13), seorang anak warga Tanjungsukur, mengaku, setiap menjelang sore hari ia dan teman-temannya selalu mengerjakan PR sekolah di pinggir sungai. Selesai itu, kemudian berenang bersama.
Bebey bersama teman-temannya tidak merasa takut berenang di Sungai Ciroas, karena arus air tidak deras dan ia pun bersama-teman-temannya pandai berenang. “Enak juga berenang bersama teman-teman di sungai, gratis lagi,” kata Bebey, sambil tertawa.
Kini, jika cuaca cerah, setiap sore banyak warga yang menikmati bersihnya Sungai Ciroas. Selain bisa untuk berenang, juga bisa berselfie ria bagi mereka yang gila akan lensa kamera. (Hermanto/Koran HR)