Mega Vaya Alfanisa saat melukis henna kepada salah satu konsumennya. Photo: Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Siapa sangka jasa lukis menggunakan henna dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah cukup lumayan. Setidaknya bidang usaha ini dapat menarik pendapatan jutaan rupiah dalam sebulan. Terlebih beberapa tahun belakangan ini bisnis lukis henna berkembang cukup pesat di Indonesia, termasuk di Kota Banjar.
Perlu diketahui, henna digunakan sebagai kosmetik herbal sejak 5000 tahun silam. Di berbagai negara, khususnya wilayah Pakistan, India, Mesir, Afganistan, Iran, Palestina, Afrika, Suriah, Yaman, Uganda, Maroko, Senegal, Tanzania, dan Kenya, tumbuhan yang tingginya 4 hingga 6 kaki ini berkembang di iklim yang panas.
Sebagai kosmetik yang digunakan kaum hawa dalam acara pernikahan, henna terus mengalami perkembangan, bahkan hingga saat ini. Daya tarik yang dapat mempercantik seorang wanita dengan lekukan ornamen rumit, henna menjadi salah satu peluang usaha bagi siapapun yang ulet, khususnya bagi wanita.
Mega Vaya Alfanisa, salah satu mahasiswi STAIMA Kota Banjar, sejak dua tahun lalu dirinya menekuni bisnis henna. Berawal dari hobinya melukis henna, ia menangkap peluang tersebut untuk bisa meringankan beban orang tua dalam pembiayaan kuliah.
“Semuanya otodidak berawal dari hobi. Lumayan untuk ditabung dan buat bayar kuliah,” kata Mega sambil melukis henna kepada Koran HR, Senin (13/11/2017) lalu.
Mega menjelaskan, dengan tarif mulai dari Rp. 10 ribu hingga Rp. 250 ribu sesuai momennya, ia memasarkan jasanya tersebut melalui media sosial Facebook. Tak hanya di Banjar, wilayah Ciamis, Pangandaran dan Cilacap juga menjadi daerah yang dijajakinya meraup rupiah meskipun masih kuliah.
“Ya jadwalnya saya bagi-bagi dengan waktu kuliah. Toh untuk melukis henna cukup butuh waktu sekitar 1 hingga 2 jam saja. Alhamdulillah teman-teman dan orang tua mendukung aktifitas sampingan saya ini selagi positif dan produktif,” tambahnya.
Ia meyakini, bahwa setiap orang memiliki kemampuan masing-masing. Akan tetapi tinggal mengoptimalisasikannya ke arah yang lebih baik, khususnya kegiatan produktif di bidang bisnis.
“Paling penting dalam berjuang itu harus sabar dan ikhlas. Makanya saya sering mengajak teman-teman untuk menggali potensi kemampuan yang dimiliki untuk diarahkan ke hal-hal yang baik, seperti henna,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Hanifatul Khoiroh, mahasiswa STAIMA lainnya yang juga melukis henna serta menjual kebutuhan henna. Menurutnya, dengan hobi yang banyak digandrungi wanita ini menjadikan dirinya semakin tertantang untuk meningkatkan kreatifitasnya. Terlebih persaingan semakin ketat dengan menjamurnya jasa lukis henna di wilayah Banjar, Ciamis, maupun Pangandaran.
“Jadi kalau punya prinsip tidak mau bergantung pada orang lain itu harus kreatif dalam melihat peluang, sekalipun itu berawal dari hobi. Meski persaingan semakin ketat, namun kualitas harus menjadi prioritas,” tukasnya. (Muhafid/Koran HR)