Photo: Ilustrasi net/Ist
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Banjar, menyoroti momen Sumpah Pemuda sebagai refleksi bangsa Indonesia untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Hal tersebut karena masih adanya anak yang putus sekolah dengan berbagai faktor.
Ketua PC IPNU Banjar, Aji Muhammad Iqbal, mengatakan, generasi muda saat ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah yang mengarah pada pendidikan yang bekualitas. Meskipun banyak program yang telah digulirkan di bidang pendidikan, namun masih banyak faktor yang belum dituntaskan pemerintah dalam menekan angka putus sekolah.
“Soal urusan biaya memang saat ini sudah cukup terbantu dengan adanya program Indonesia Pintar. Namun, faktor putus sekolah seperti kurangnya pemahaman terhadap pentingnya pendidikan, serta terdesak kebutuhan ekonomi itu yang cukup sulit,” paparnya, kepada Koran HR, Selasa (31/10/2017).
Aji menjelaskan, mengenyam pendidikan sudah sangat jelas dianjurkan oleh agama maupun pemerintah. Maka dari itu, ia mengajak berbagai elemen untuk bersama-sama mendorong agar masyarakat, khususnya di Kota Banjar, dapat menikmati pendidikan demi kemajuan daerah ke depannya.
Selain kaitannya dengan pendidikan, komponen di dunia pendidikan juga perlu ditunjang dengan kesejahteraan yang sesuai, terlebih bagi tenaga pendidik yang berstatus honorer atau sukwan.
“Memang tidak ada habisnya kita menyoroti agar pendidikan kita lebih berkualitas. Tinggal keseriusan pemerintah dalam penanganannya,” tandas Aji.
Sementara itu, Wakil Ketua Kaderisasi IPNU Banjar, Solihin, menambahkan, bahwa pihaknya mendorong pemerintah untuk terus menangani degradasi moral di kalangan pelajar di Banjar. Sebab, akhir-akhir ini banyaknya fenomena sosial yang membuat dunia pendidikan tercoreng. Jika dibiarkan justru akan terus menggerus kualitas pendidikan yang selama ini sudah diperjuangkan pemerintah dengan berbagai programnya.
“Memang majunya teknologi saat ini tidak bisa dibendung lagi, apalagi mudahnya mengakses media sosial yang tidak pandang latar belakang. Ini perlu menjadi bahan pemikiran bersama supaya para pelajar tidak terjerumus ke hal-hal negatif,” kata Solihin. (Muhafid/R3/Koran-HR)