Perangakat Sirine Peringatan Dini Tsunami yang terdapat di kawasan wisata pantai Pangandaran. Foto: Dokumentasi HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Pusdalops Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Daerah (DPKPBD) Kabupaten Pangandaran, memastikan bahwa alat sirine peringatan dini tsunami yang dipasang di pantai Pangandaran dan pantai Bojongsalawe Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, benar-benar berbunyi saat beberapa menit setelah terjadi gempa berkekuatan 6,9 SR (BMKG meralat bahwa kekuatan gempa bukan 7,3 SR seperti diberitakan sebelumnya) yang berpusat di Kabupaten Tasikmalaya pada Jum’at (15/12/2017) pukul 23.47 WIB.
Pernyataan itu merupakan penjelasan dari Pusdalops menyusul beberapa warga Kabupaten Pangandaran mengaku bahwa alat sirine peringatan dini tsunami di dua tempat tersebut sebenarnya tidak berbunyi. Menurut mereka, sirine yang membuat panik warga dan kemudian berlarian menyelamatkan diri merupakan bunyi sirine dari mobil patroli kepolisian yang meminta warga agar menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.
Menurut operator Pusdalops DPKPBD Kabupaten Pangandaran, Erfin, saat dihubungi HR Online, Sabtu (16/12/2017), berdasarkan pantauan tim relawan bencana yang berada di lapangan bahwa sirine peringatan dini tsunami yang dipasang di pantai Pangandaran dan pantai Bojongsalawe, benar-benar berbunyi. “Namun, sirine tersebut menyampaikan himbauan kepada warga agar segera melakukan evakuasi menyusul gempa yang berpotensi terjadi tsunami,” ujarnya.
Erfin mengatakan, apabila alat sirine tersebut berbunyi, memang tidak langsung menginformasikan bahwa akan terjadi tsunami. Saat sirine pertama dibunyikan, tambah dia, langkah pertama memastikan bahwa alat tersebut masih layak pakai. Sementara sirine kedua, lanjut dia, memberikan himbauan kepada warga untuk melakukan evakuasi. Dan baru pada sirine ketiga menyampaikan informasi bahwa bencana tsunami akan terjadi dalam beberapa menit kemudian.
“Sirine yang semalam dibunyikan di Pangandaran baru sampai ke sirine kedua atau himbauan kepada warga agar segera melakukan evakuasi sebagai langkah waspada untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana tsunami,” ujarnya.
Ervin menambahkan sirine peringatan dini tsunami yang berbunyi di pantai Pangandaran dioperasikan secara manual oleh operator BMKG di Jakarta. “Sirine itu tidak otomatis berbunyi, tp dibunyikan secara manual oleh seorang operator BMKG. Jadi, di Pangandaran tidak ada sirine yang otomatis berbunyi atau yang terintegrasi secara otomatis dengan alat pendeteksi tsunami,” ujarnya. (R2/HR-Online)