Sadirman saat berada di rumahnya yang terbuat dari bambu. Foto: Entang SR/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Pasangan suami istri (Pasutri) Sadirman (45) dan Raisem (40), warga Dusdun Cirateun, Blok Pandeuyan, RT 01 RW 04, Desa Putrapingga, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat terpaksa tinggal berdesak-desakkan di sebuah gubug berukuran 4 X 2 meter yang berdindingkan bilik.
Bersama dua anak dan istrinya, Sadirman harus rela berteduh di rumah yang tidak layak. Tak hanya itu, sejak dua pekan terakhir, Sadirkan mengalami sakit sehingga tidak memiliki penghasilan untuk memperbaiki rumahnya yang nyaris roboh.
Saat ditemui Koran HR di rumahnya, Senin (27/11/2017) lalu, Sadirman masih terbaring lemas di lantai tanah yang beralaskan spanduk dan tikar.
“Waalaikum salam, silahkan masuk mas,” ucap Sadirman saat menjawab salam Koran HR di rumahnya.
Sadirman menuturkan, dia bersama Sundari (14) anak perempuannya yang duduk di SMP kelas 2 dan Nadia (10) yang masih duduk di bangku SD kelas 4. Kesehariannya menjadi security terpaksa berhenti, lantaran sakit di bagian dadanya yang tak kunjung sembuh. Padahal, ia harus menafkahi kedua buah hatinya yang masih sekolah.
“Kami di sini sudah tinggal 8 tahun. Kami tidak dapat bantuan dari pemerintah berupa Rutilahu karena tanah yang kami tinggali ini milik orang lain. Aturannya kan harus milik pribadi,” lirih Sadirman.
Meski belum sepenuhnya mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk rumahnya yang tidak layak tersebut, namun Sadirman mengaku baru mendapatkan bantuan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Rastra saja.
“Kalau anak saya Alhamdulillah dapat bantuan yang pakai Kartu Indonesia Pintar (KIP). Jadi soal biaya sekolah tidak masalah lagi,” katanya.
Karena kondisi rumahnya yang terbuat dari bambu di tanah orang lain dan juga nyaris roboh itu, kata Sadriman, keluarganya sangat khawatir, apalagi kondisi cuaca saat ini yang curah hujannya cukup tinggi.
“Kalau malam kami tidak bisa tidur, takut roboh. Anginnya kan cukup kencang juga kalau lagi hujan,” pungkas Sadirman.
Melihat kondisi tersebut, Babinsa Desa Putrappinggan, Serda Turyono, didampingi mantan Babinmas Brigadir Mohammad Barly yang juga tetangga Sadirman, berencana akan memberikan bantuan kayu guna memperbaiki rumah keluarga miskin tersebut.
“Rencananya lokasi rumah Pak Sadirman akan pindah ke tempat lain. Makanya sangat butuh sekali uluran dari dermawan muapun dari pemerintah. Insya Alloh untuk pendirian rumah baru Pak Sadirman kita sumbang kayu dan tenaga. Kalau bahan lainnya kita belum tahu. Untuk Asbes yang saat ini ada (milik Sadirman), kondisi tidak memungkinkan dan dipastikan bocor, sebab berusia tahunan,” tandasnya. (Ntang/Koran HR)