Hadijah (54), dan Asja (80), beserta istrinya, Supinah (65), warga Curug Taneuh, RT.03, RW.20, Lingkungan Panatasan, Kelurahan Pataruman, Kota Banjar, berfoto bersama pihak Yayasan Bhakti Persada dan Laskar B3tters, usai syukuran atas bantuan yang mereka terima. Photo: Eva/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Raut wajah Hadijah (54), janda beranak satu, warga Curug Taneuh, RT.03, RW.20, Lingkungan Panatasan, Kelurahan Pataruman, Kota Banjar, tampak sumringah melihat rumahnya kini sudah layak ditempati, setelah mendapat bantuan rehab rumah dari Yayasan Bhakti Persada Jawa Barat Cabang Kota Banjar, pada hari Sabtu (13/01/2018).
Sebelumnya, kondisi rumah yang ditempati Hadijah di atas lahan milik orang lain itu sudah nyaris roboh. Dengan kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk bisa membetulkan rumahnya, maka Hadijah pun hanya bisa pasrah.
Pasalnya, bedah rumah melalui program RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) yang selama ini digulirkan pemerintah, salah satu syaratnya harus berdiri di lahan milik sendiri. Sedangkan, rumah Hadijah berdiri pada lahan tahan milik orang lain.
Saat HR berkunjung ke rumahnya, Minggu (21/01/2018), Hadijah pun mengungkapkan rasa bahagianya atas bantuan bedah rumah yang dia diterima. Setelah suaminya meninggal beberapa tahun lalu, dia tinggal bersama anaknya yang masih duduk di kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI).
“Alhamdulillah, sekarang rumah yang saya tempati sudah bagus. Saya tak bisa berkata banyak, yang jelas saya sangat bahagia. Saya cuma bisa bilang terima kasih banyak kepada pihak yayasan, para relawan yang telah membantu saya, dan khususnya buat donatur, yaitu Ibu Hj. Netty, terima kasih,” ucap Hadijah, dengan matanya berkaca-kaca.
Rasa bahagia rupanya tidak hanya dirasakan Hadijah, namun juga Asja (80), dan istrinya, Supinah (65). Rumah pasangan lanjut usia (lansia) ini bersebelahan dengan Hadijah. Keduanya mengaku bahagia lantaran rumah mereka mendapat bantuan pemasangan instalasi listrik baru dari donatur yang sama.
“Kami sangat senang sekali, akhirnya rumah kami bisa dipasang listrik. Sebelumnya saya memang sudah mengajukan untuk mendapatkan bantuan pemasangan listrik gratis dari program pemerintah. Cuma dulu rumah yang kami tempati bukan di tanah milik pribadi, jadi tidak bisa,” tutur Asja.
Kemudian, Asja yang bekerja sebagai buruh tani itu pun membeli sebidang tanah dengan luas kurang lebih 10 meter persegi yang lokasinya masih di lingkungan setempat. Meski dengan susah payah akhirnya Asja bisa mendirikan rumah sangat sederhana di atas tanah milik sendiri.
Namun, untuk kebutuhan pemasangan listrik baru dirinya tak mampu, sehingga dia mencoba lagi mengajukan bantuan pemasangan listrik gratis dari program pemerintah. Lama ditunggu bantuan tersebut tak kunjung direalisasikan.
“Dulu ketika saya mengajukan tidak bisa, karena tanahnya bukan milik sendiri. Tapi setelah saya sudah menempati tanah sendiri, tetap saja susah, padahal semua peryaratan sudah diserahkan. Sekarang alhamdulillah sekali saya mendapatkan bantuan pemasangan listrik baru dari donatur, melalui Yayasan Bhakti Persada, kami ucapkan terima kasih banyak,” ungkap Asja. (Eva/R3/Koran-HR)