Staf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Setda Kota Banjar, Edi Herdianto, saat memberikan arahan kepada masyarakat dalam OP beras di Desa Waringinsari, Rabu (24/01/2018). Foto: Nanang Supendi/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OP CBP) yang digelar Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kota Banjar, disambut dengan antusias oleh warga Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Rabu (24/01/2018).
Namun sayangnya, warga yang antri harus kecewa lantaran sebagian warga ada yang tidak kebagian beras murah. Padahal, ribuan warga rela datang satu jam sebelum pelaksanaan, dan antri berpanas-panas saat OP CBP akan dimulai.
OP CBP yang diadakan di Desa Waringinsari itu, Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kota Banjar hanya menyediakan stok beras 4 ton. Sedangkan kebutuhan warga Desa Waringinsari itu sebanyak sekitar 16 ton. Jumlah sebanyak itu berdasarkan hasil pendataan sebelumnya yang sudah dilakukan empat kepala dusun yang ada melalui RT/RW masing-masing.
Sehingga mereka yang akan membeli beras seharga Rp.9.000/kg, sirna tak kebagian, sampai sebagian banyak yang terpaksa pulang dengan memendam rasa kekecewaan mendalam.
Sementara sebagian warga lagi rela antri hanya untuk mendapatkan beras 5 kg, sebagai solusi yang diberikan atas rencana awal bisa diterimanya minimal per orang 15 kg.
Kekecewaan ribuan warga itu juga tampak terlihat saat menerima penjelasan dari Pemerintah Desa Waringinsari melalui Sekretaris Desa, Sulaeman Zajuli.
“Tadi kita sudah koordinasi dengan dinas terkait bahas penanggulangannya, dan disepakati akan tetap dipenuhi sisanya dari total kebutuhan 16 ton yaitu segera dikemudian hari. Serta solusi sekarang silahkan hanya kebagian 5 kg saja per orang,” jelasnya yang disahut atau disambut suara gemuruh sorakan warga.
Salah seorang ibu rumah tangga warga desa setempat, Yati, mengaku kecewa lantaran sudah menunggu lama sebelum digelar OP, namun akhirnya pulang dengan tangan kosong tanpa membawa beras murah.
“Mau antri ambil 5 kg, belum tentu juga dapat. Ya pulang saja lah malas, nggak jelas. Belum lagi, belum tentu pula berasnya bagus,” tukasnya.
Kekecewaan senada dikatakan warga lainnya, Hasanah, bahwa dirinya dan sejumlah warga lainnya sudah gembira akan menerima pembelian beras murah. Namun setelah ditunggu, akhirnya tak jadi mendapatkannya.
“Terus terang kecewa, apa yang kami harapkan dapat beras murah nggak kesampaian. Saya sudah di data RT, dan untuk datang ke desa untuk langsung beli beras OP. Jadinya malah begini, stoknya terbatas,” tandasnya. (Nanks/R5/HR-Online)