Dadang, kakak kandung Alm. Nana Setiana alias Gerger (korban meninggal)
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sekelompok pemuda di Desa Sukaresik dan beberapa desa di sekitarnya, di Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ternyata sudah sering berpesta minuman keras (miras) jenis ciu. Miras yang diolah secara tradisional itu didapat dari daerah Yogyakarta.
Seperti diketahui, kasus keracunan miras oplosan di Sindangkasih yang menyebabkan belasan pemuda keracunan dan empat orang diantaranya meninggal dunia, disebut-sebut dan diduga disebabkan dari miras ciu tersebut. Para pemuda itu menggelar pesta pada tanggal 28 dan 30 Desember 2017 lalu.
Dadang, kakak kandung Alm. Nana Setiana alias Gerger (korban meninggal), mengatakan, miras ciu yang diduga sebagai penyebab keracunan beberapa pemuda Sindangkasih dan empat diantaranya meninggal dunia, dipasok oleh Maman yang didapat dari daerah Yogyakarta. Maman, warga Desa Sukaresik, Kecamatan Sindangkasih, ini sudah beberapa tahun merantau ke Yogyakarta membuka usaha makanan cilok.
“Setiap pulang kampung ke Sindangkasih, Maman sering membawa miras ciu dan dibagikan kepada pemuda di sini. Saya bilang seperti itu karena saya pernah mencoba meminum miras ciu yang dibawa Maman,”katanya, kepada awak media, Rabu (03/01/2018) lalu.
Dadang menjelaskan, meski waktu itu dia hanya meminum miras ciu sedikit, namun efek memabukannya sangat luar biasa. Menurutnya, miras ciu itu sangat keras dan dapat membuat orang mabuk selama satu minggu. “Terus terang saja saya ini sudah pernah mencoba meminum miras berbagai merk. Tapi baru kali ini merasakan efek memabukannya luar biasa saat meminum miras ciu dari Maman. Tak hanya membuat mabuk, tapi juga membuat kepala pusing dan mual. Makanya waktu itu saya muntahkan agar efek mirasnya tidak terus menerus mengalir di tubuh saya,” ujarnya.
Dari pengalaman itu, lanjut Dadang, dirinya enggan lagi meminum miras ciu yang dibawa Maman dari Yogyakarta. “Kalau pada pesta miras kemarin yang menyebabkan empat orang meninggal dunia, termasuk adik saya, memang miras ciu itu dibawa oleh Jang Hayat alias Osbon dari Yogyakarta ke Sindangkasih. Tapi yang membelinya tetap Maman. Osbon hanya membawa saja dari Yogyakarta ke sini,” ujarnya.
Waktu itu, kata Dadang, Hayat alias Osbon membawa 3 liter miras ciu dari Yogyakarta. Sesampainya di Sindangkasih, Maman menggelar pesta miras di empat tempat berbeda. “Memang benar saat pesta miras itu dicampur dengan minuman soda. Juga katanya mereka membeli lagi miras suliwa dan miras viktor. Tp saya belum yakin anak-anak berani mengoplos miras ciu dengan miras suliwa dan miras viktor. Karena minum miras ciu saja, efeknya bukan main,” ujarnya.
Dadang manambahkan, dari keterangan para korban, pesta miras yang digelar di empat tempat itu diperkirakan diikuti oleh sekitar 20 sampai 30 orang. “Jumlah itu kalau dihitung dari empat tempat berbeda. Karena dari jumlah itu ada yang ikut sekali atau dua kali, ada juga yang ikut di empat tempat,” ungkapnya.
Dadang juga meminta agar kasus keracunan miras ini jangan sampai dipelintir dengan mencari kambing hitam disebabkan dari hal lain. “Kami minta polisi untuk mengusut tuntas kasus ini dan pelaku yang bersalah agar dihukum seadil-adilnya. Memang kami dari keluarga sudah menerima dan pasrah atas meninggalnya adik saya Nana alias Gerger. Mungkin sudah garis takdirnya dia meninggal melalui jalan ini. Tapi pelaku yang bersalah harus mendapat hukuman agar menimbulkan efek jera kepada orang lain. Semoga kasus ini jangan sampai terulang lagi di Sindangkasih serta harus menjadi pelajaran bagi semua, khususnya para pemuda agar tidak mengkonsumsi miras jenis apapun,”ungkapnya. (Tantan/R2/HR-Online)