Panio (40), tengah membuat suling bambu pesanan konsumen dari Yogyakarta. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Suling (seruling) bambu yang diproduksi Sanggar Seni Kembang Gunung di Lingkungan Siluman Baru, RT.33, RW.16, Kelurahan/Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, kini tak hanya merambah pasar di Jawa Barat saja, namun sudah mulai dipasarkan ke daerah-daerah luar pulau Jawa, seperti Bali dan Batam. Bahkan, pernah pula dikirim ke negara Dubai dan Singapura.
Saat ditemui Koran HR, Minggu (21/01/2018), Panio (40), pemilik Sanggar Seni Kembang Gunung, tengah sibuk membuat seruling. Dia mengatakan, seruling yang sedang diproduksinya itu merupakan pesanan orang Yogyakarta.
Panio juga menuturkan, bahwa pada tahun 2007, suling hasil buatannya itu pernah dikirim ke negara Dubai, dan tahun 2013 dikirim ke Singapura masing-masing sebanyak 5000 buah. Hal itu berawal ketika dia bersama anak buahnya usai mengikuti pameran di Senayan, Jakarta.
Suami dari Evi Sudiarti (40) ini pun mengaku, dalam memproduksi seruling bambu, dirinya dibantu oleh tiga orang anak buahnya. Dalam waktu satu minggu sudah mampu menghasilkan sebanyak 1.000 buah suling.
“Ada berbagai model suling yang kami produksi, sesuai permintaan pemesan. Ada suling bangsing atau model tiup samping, ada juga suling Sunda atau suling standar yang biasa dipakai di sekolah-sekolah,” tutur Panio.
Pembuatan seruling di sanggar seni yang didirikan pada tahun 2004 itu memang tidak selalu mulus dalam hal pemasarannya, tetap saja ada pasang surut. Namun, puncak kejayaannya terjadi pada tahun 2010. Pada waktu itu Panio kewalahan ketika menerima banyak pesanan.
“Tahun 2010 pesanan yang datang tidak ada henti-hentinya hingga saya memutuskan untuk menambah pegawai sebanyak sepuluh orang. Demi memenuhi pesanan, kami pernah produksi 20.000 buah per minggu,” terangnya.
Pria kelahiran Yogyakarta ini pun mengatakan, saat ini pesanan relatif stabil. Karena, pemesanan dalam jumlah banyak biasanya terjadi setelah mengikuti pameran. Untuk saat ini, permintaan konsumen tidak hanya suling bangsing, tapi banyak pula yang pesan suling Sunda.
“Jumlah pesanan kini relatif stagnan. Terkadang saya pun menjualnya secara satuan. Satu buah suling, baik bangsing atau suling Sunda, saya jual dengan harga 15 ribu rupiah per buah,” ujar Panio.
Dia pun berharap kepada pemerintah melalui instansi terkaitnya, untuk membantu memfasilitasi dalam hal pemasarannya. Karena suling yang diproduksinya asli buatan warga Banjar. (Hermanto/Koran HR)