Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, secara simbolis menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (PBNT) tahun 2018, saat acara launching program BPNT tahun 2018, Jum’at (09/02/2018). Photo: Nanang Supendi/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Dari 44 kabupaten/kota penerima program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahun 2017 yang diberikan pemerintah pusat melalui Kemensos RI, Kota Banjar dinyatakan menjadi daerah terbaik dalam penyaluran program tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Sosial P3A Kota Banjar, Asep Tatang Iskandar, saat mendampingi Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, melaunching BPNT tahun 2018 yang diperuntukkan bagi 8.717 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), bertempat di e-warong, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, Jum’at (09/02/2018).
“Penyaluran BPNT di Kota Banjar tahun 2017 mencapai 90,87 persen, dan itu menjadi yang terbaik dari daerah lain di Indonesia,” katanya.
Tatang berharap, di tahun 2018 ini pun Kota Banjar bisa tetap mampu menyalurkan BPNT dengan optimal sampai tersalurkan ke warga penerima. Untuk itu, pihaknya akan berupaya menyiapkan lebih baik lagi. Bahkan, bila perlu jemput bola ke setiap desa/kelurahan di mana KPM berdomisili.
Kepala Perum Bulog Sub Divre Ciamis, Sulais, membenarkan, bahwa Kota Banjar sebagai daerah penerima BPNT terbaik se-Indonesia dalam penyalurannya ke KPM pada 2017 lalu, dengan realisasi capaian 90,87 persen.
“Indikator penilaian terbaik itu diperoleh karena dalam setahun Kota Banjar mampu menyalurkan 12 kali alokasi terhadap KPM pemilik kartu e-voucher,” terang Sulais, di dampingi Kasi Komersil Bulog Sub Divre Ciamis, Yeni, dan Humas Bulog Ciamis, Yayan.
Terkait ada sekitar 128 kartu yang belum tercetak atau terdistribusikan dari 8.717 KPM sebagaimana kuota di Kota Banjar, Sulais menjelaskan, bahwa capaian realisasi penyaluran sebesar 90,87 persen itu karena adanya jumlah kartu yang belum tercetak oleh BNI, sehingga tak sampai murni bisa 100 persen.
“Kami berharap di 2018 ini penyaluran bisa rutin tepat waktu dalam perbulannya, sehingga tak akan terjadi penumpukan komoditas beras di gudang Bulog. Sedangkan, di 2017 lalu, sempat komoditas beras yang sudah disiapkan, tapi pada waktu ditentukan belum juga menerima surat permohonan pengiriman dari dinas terkait,” jelasnya.
Menurut Sulais, jika hal itu terjadi lagi, dikhawatirkan nanti terjadi penurunan kualitas karena terlambat disalurkan. Yang jelas, Bulog selalu memiliki kualitas beras yang baik dengan adanya pemeliharaan, terlebih penyerapan beras baru karena panen raya akan segera tiba, yakni antara akhir Februari atau awal Maret mendatang. (Nanks/R3/HR-Online)