Maman, orangtua Lusiana (13), saat melaporkan kejadian yang menimpa anaknya, di Mapolsek Pamarican, Kabupaten Ciamis, Kamis (08/02/2018). Foto: Suherman/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kapolsek Pamarican, AKP Subagja, menjelaskan, kasus kriminal yang terjadi di jalan raya Banjar-Pangandaran atau tepatnya di Dusun Tamansari RT 21/RW06 Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bukan bermotif begal motor atau perampokan seperti rumor yang beredar di masyarakat, melainkan bermotif penipuan. Menurutnya, pelaku mengambil motor korban dengan cara halus atau penipuan.
“Dari hasil pemeriksaan terhadap korban, kami menyimpulkan kasus ini murni penipuan dan bukan begal seperti yang beredar di masyarakat. Dalam kasus ini tidak ada pemaksaan dan kekerasan,” ujarnya, kepada HR Online, (08/02/2018).
Menurut Subagja, kejadian itu bermula ketika Lusiana (13) anak dari Maman, mengendarai sepeda motor usai belanja kosmetik dari sebuah toko di daerah Kertahayu. Saat hendak pulang, korban diberhentikan oleh dua orang tak dikenal. Setelah itu, salah satu pelaku menyapa korban seolah sudah akrab.
“Dua orang pelaku itu mengaku berprofesi sebagai PNS dan bekerja di Dinas Pendidikan. Setelah berhasil merayu korban, kemudian pelaku meminjam sepeda motor korban dengan dalih akan mengantarkan undangan ke rekan kerjanya yang tak jauh dari tempat tersebut,” terangnya.
Setelah membawa sepeda motor korban, lanjut Subagja, pelaku pura- pura masuk ke sebuah gang. Setelah itu pelaku kembali menghampiri korban dan menyampaikan bahwa rekan kerjanya tak ada di rumahnya. Pelaku pun kembali berbincang dengan korban. Namun, tak lama berselang, pelaku kembali meminjam motor korban dengan alasan akan menjemput rekan kerjanya yang sedang berada di luar.
“Pelaku bilang kepada korban, saat rekan kerjanya ditelepon, tenyata motornya kempes. Pelaku kembali meminta ijin kepada korban meminjam sepeda motornya untuk menjemput rekan kerjannya,” katanya.
Tanpa menaruh curiga, korban pun kembali mengijinkan pelaku untuk pergi menjemput rekannya. Namun, setelah lama ditunggu, ternyata pelaku tak datang kembali. Korban pun baru sadar bahwa dirinya telah ditipu hingga akhirnya jatuh pingsan.
Dengan adanya kejadian tersebut, Subagja mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan jangan terlalu bebas memberikan kendaraan kepada anak-anak. Apalagi pergi ke jalur nasional yang ramai lalu lalang kendaraan. “Motif penipuan seperti ini rata-rata korbannya pengendara yang masih anak-anak atau perempuan muda yang mengendarai motornya sendirian,” ungkapnya.
Sementara itu, Maman (orang tua korban) saat di pintai keterangan oleh penyidik kepolisian sektor pamarican Kamis (08/02/2018) mengatakan, dirinya sempat shok saat mendapat kabar sepeda motor yang dibawa anaknya dirampas oleh orang tak dikenal.
“Waktu kejadian saya sedang berada di tempat kerja di Jakarta. Saat itu saya mendapat telepon dari kampung jika anak saya jadi korban perampokan. Sontak saya kaget dan sempat shok. Akhirnya tadi malam saya putuskan pulang ke sini. Namun, setelah pulang dan menanyakan kronologis kejadian kepada anak saya, ternyata anak saya ditipu dan bukan dibegal seperti informasi yang tersebar,” ujarnya. (Suherman/R2/HR-Online)