Foto Rendi Rudianto (15), siswa SMP Negeri 1 Mangunjaya yang dinyatakan hilang oleh pihak keluarganya. Foto: Istimewa
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Rendi Rudianto (15), siswa SMP Negeri 1 Mangunjaya yang juga warga Dusun Poris RT 13/RW 02 Desa Mangunjaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, dinyatakan hilang oleh pihak keluarganya. Remaja yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP ini, pada tanggal 15 Februari 2018, meninggalkan rumah bersama seorang temannya. Sudah hampir 13 hari keberadaan Rendi belum diketahui.
Hilangnya Rendi hingga putus kontak dengan orangtuanya memang cukup misterius. Selain pergi meninggalkan rumah bersama temannya yang baru dikenalnya dari media sosial facebook, juga adanya dugaan hipnotis dan bujuk rayu sehingga Rendi memutuskan nekad kabur dari rumahnya.
Orangtua Rendi, Rohiman, saat dihubungi HR Online, Senin (26/02/2018), mengaku tidak menyangka anaknya yang biasanya penurut dan rajin beribadah bisa nekad kabur dari rumah. Menurutnya, awal cerita anaknya hilang, setelah sebelumnya melakukan perkenalan dengan seorang pria berusia sekitar 30 tahunan yang mengaku bernama Adit, warga Semarang Jawa Tengah. Keduanya menjalin pertemanan setelah intens berkomunikasi lewat media sosial facebook.
Rohiman menjelaskan, pria yang mengaku bernama Adit itu awalnya menghubungi anaknya via telepon pada Selasa 14 Februari 2018 lalu. Adit yang mengaku seorang santri dari sebuah pesantren di Jombang Jawa Tengah itu, saat menelpon tengah berada di Pamajihan Tasikmalaya. “Saat nelpon anak saya, si Adit itu bilang dia sedang ziarah di Pamijahan. Karena dari Tasik ke Mangunjaya katanya dekat, lalu si Adit minta bertemu dengan anak saya. Karena dia dengan anak saya belum pernah bertemu tatap muka, hanya kenal lewat medsos dan komunikasi via telepon saja, “katanya.
Singkat cerita, kata Rohiman, setelah janjian bertemu dengan anaknya, beberapa jam kemudian pria yang bernama Adit itu kembali menelpon dan mengaku sudah berada di Banjarsari bersama dua rekannya.” Waktu ditelepon Adit mengaku datang bersama dua rekannya. Tetapi setelah ditemui di Banjarsari, ternyata dia hanya seorang diri. Adit beralasan dua rekannya memutuskan untuk pulang lebih dulu ke Jombang lewat akses Kalipucang-Kedungreja Cilacap,” ujarnya.
Setelah bertemu di Banjarsari, kata Rohiman, dirinya yang mendampingi anaknya, langsung mengajak Adit ke rumahnya. Setelah berbincang dengan Adit, tambah dia, terungkap bahwa anaknya bisa berkenalan dengan warga Semarang ini setelah mengaku gemar mengikuti kegiatan syalawat. “Memang anak saya akhir-akhir ini rajin mengikuti syalawat bersama komunitas anak muda dalam sebuah forum pengajian di Mangunjaya. Si Adit ini mengaku seorang santri dan tergabung juga dalam grup syalawat. Dari situ keduanya nyambung dan akhirnya berteman,” ujarnya.
Setelah berada di rumahnya, kata Rohiman, kemudian Adit memutuskan untuk menginap semalam. Dia mengatakan, pada pagi harinya, dirinya sempat berbincang dengan anaknya dan Adit. Malah, kata dia, dirinya sempat memberikan jamuan sarapan pagi kepada Adit. “Setelah berbincang sebentar, lalu saya pergi ke pasar sekitar pukul 7 pagi. Waktu itu saya bilang ke anak saya mau pergi ke pasar. Malah anak saya nanya jam berapa saya kembali ke rumah,” ujarnya.
Setelah dua jam pergi ke pasar, lanjut Rohiman, sekitar pukul 9 pagi dirinya sudah kembali ke rumahnya. Namun, betapa kagetnya ketika mengetahui anaknya sudah tidak ada di rumahnya. “Saat saya telepon ke handphonenya, ternyata sudah tidak aktif. Lalu saya mencari ke teman-teman sekolahnya, tidak ada yang mengetahui. Saya pun sempat mencari ke Banjarsari dan Padaherang, sama tidak membuahkan hasil,” ujarnya.
Setelah 1 x 24 jam keberadaan anaknya belum diketahui, kemudian Rohiman melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Padaherang. “Kalau dari omongan si Adit, dia menawari kepada anak saya untuk ikut syalawatan di Jombang Jawa Tengah. Waktu itu anak saya tertarik dan pengen sekali ikut. Mungkin dari adanya bujuk rayu dari si Adit itu yang membuat anak saya nekad memutuskan kabur,” ujarnya.
Rohiman mengatakan dirinya tidak menyangka pria yang bernama Adit itu memiliki niat jahat. Malah, kata dia, dirinya pun aneh seperti tidak sadar dan tiba-tiba percaya begitu saja kepada orang yang baru dikenalnya. “Ya begitulah saya seperti kena hipnotis, langsung percaya dan tanpa curiga sama orang yang baru kenal. Malah saya baru terpikir sekarang kok bisa tanpa ada rasa curiga kepada orang yang baru kenal,” ujarnya.
Rohiman pun meminta apabila ada yang mengetahui anaknya agar segera melapor ke kantor kepolisian terdekat. “Selain lapor polisi, saya sudah cari anak saya sampai ke Cilacap. Tapi sudah 13 hari ini belum diketahui keberadaannya,” ujarnya. (R2/HR-Online)