Salah satu alat peraga kampanye (APK) salah satu pasangan calon yang dipaku di sebuah pohon di wilayah Kota Banjar. Photo: Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Semakin dekatnya perhelatan pesta demokrasi Pilkada dan Pilgub tahun 2018, tampak begitu ramai Alat Peraga Kampanye (APK) yang dipasang oleh tim sukses para calon. Bukan hanya di tempat-tempat strategis saja, namu pemasangannya juga tidak sedikit yang berada di pohon dengan cara dipaku ataupun diikat menggunakan kawat.
Dari pantauan Koran HR, APK masing-masing calon yang dipasang bukan hanya di tiap sudut perkotaan saja, akan tetapi merambah hingga ke pelosok desa yang ada di wilayah Kota Banjar.
Bahkan, tak hanya tim sukses yang meramaikan Pilkada dengan pemasangan APK, alat peraga lainnya baik berupa banner ataupun baligho perusahaan ataupun penyedia jasa lainnya, juga masih tampak dipasang dengan sesuka hati hingga membuat pemandangan kota menjadi tak elok.
Seperti yang diungkapkan Lutfi, salah seorang warga. Menurutnya, saat ini alat peraga tersebut terlihat semakin menjamur sehingga menimbulkan pemandangan yang semakin tak enak dilihat. Terlebih pemasangannya cukup membabi buta, seperti dipaku di pohon, diikat dengan kawat dan dibiarkan hingga rusak dengan sendirinya.
“Sebagai orang awam, apa memang tidak ada cara lain yang lebih elegan tanpa harus mengotori wajah kota ini dengan pemasangan seenaknya begitu. Padahal menurut saya, ini malah menjadi contoh yang tidak baik dan akan menjadi sebuah alasan setiap orang untuk memasang di sembarang tempat, dengan berpedoman pada saat momen-momen seperti ini. Kalau seperti ini kan repot dan perlu adanya tindakan tegas,” tuturnya, kepada Koran HR, Selasa (30/01/2018).
Dirinya berharap, pihak-pihak terkait maupun masyarakat harus memiliki rasa yang sama dalam menjaga lingkungan, menjaga tatanan kota agar sedap dipandang. Jika dibiarkan seperti ini, seolah-olah tidak ada ketegasan.
“Padahal, kemarin ketika Presiden datang ke Banjar, hampir semuanya bersih. Tapi tidak lama kemudian malah ramai lagi balighonya,” ujar Lutfi.
Hal senada juga diungkapkan Nurdin Suhendar, salah seorang aktivis lingkungan hidup di Kota Banjar. Menurutnya, bentuk mencintai alam dan sekitarnya perlu diwujudkan oleh semua masyarakat yang ada di Banjar. Salah satunya dengan tidak memasang alat peraga kampanye maupun sejenisnya di pepohonan, baik dengan cara dipaku maupun cara lain yang dapat merusak lingkungan.
“Dengan kita menjaga pohon dari hal-hal tersebut, tentunya tujuannya tiada lain demi menyelamatkan generasi kita dari kerusakan lingkungan yang berdampak pada kita semua,” tandasnya.
Menurut Nurdin, untuk membangun lingkungan yang bersih, berbagai elemen yang ada di Banjar, khususnya dalam momen Pilkada ini, harus memiliki kesepakatan bersama supaya tidak merusak ataupun memaku pepohonan hanya untuk pemasangan APK.
Hal inilah yang perlu dibangun bersama antara aktivis lingkungan, Panwaslu, Satpol PP maupun tim sukses dari para calon untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak lingkungan.
Guna mewujudkan hal tersebut, dirinya terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar dalam proses menjaga lingkungan tidak ada yang dirugikan, ataupun merasa dikambinghitamkan.
“Ini seharusnya sudah menjadi keniscayaan kita untuk bersama-sama menjaga lingkungan, bukan merusaknya,” kata Nurdin. (Muhafid/Koran HR)