Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Upaya penataan kolam Cikawali (lokasi pemandian keluarga keraton) yang dilakukan pemerintah daerah di kawasan Situs Astana Gede Kawali, Kabupaten Ciamis, mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Penataan berupa pemasangan batu tebing di sekeliling kolam Cikawali, yang ditujukan untuk mencegah terjadinya erosi, dinilai warga justru menghilangkan keaslian serta suasana keramat kolam tersebut.
Hermawan, pengunjung asal Lumbung, ketika ditemui Koran HR, Selasa (01/05/2018), membenarkan bahwa kondisi Cikawali saat ini tidak lagi seperti dahulu kala. Menurut dia, keaslian serta kekeramatan kolam Cikawali saat ini sudah terkesan sirna.
“Setelah sekeliling kolamnya dipasangi batu, kesan (asli dan keramat) sirna. Selain itu, kesan Cikawali yang dahulunya sebagai tempat mandi keluarga raja, kini layaknya hanya kolam buatan biasa,” katanya.
Maman (37), pengunjung lainnya, ketika dimintai tanggapan, Selasa (01/05/2018), menegaskan bahwa Situs Astana Gede Kawali mempunyai kandungan nilai sejarah yang sangat penting peninggalan kerajaan galuh.
“Selain itu, masyarakat juga mengenal beberapa kepercayaan (mitos), salah satunya mengenai asal-usul Cikawali. Padahal berdasarkan peraturan, perubahan terhadap keaslian peninggalan bernilai sejarah dilarang,” katanya.
Di tempat terpisah, Petugas Situs Astana Gede Kawali, Lia Aprliliani, menuturkan, penataan berupa pemasangan batu di kawasan Cikawali dilakukan oleh pemerintah daerah. Menurut dia, pemasangan batu tersebut ditujukan untuk mencegah terjadinya erosi.
“Meski di sekelilingnya dipasangi batu, itu tidak permanen. Pemasangan batu pada intinya ditujukan agar kolam Cikawali tidak dipenuhi sedimen, sehingga tidak menjadi dangkal dan airnya tetap jernih,” katanya. (Dji/Koran HR)