Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-Penemuan barang kuno yang banyak ditemukan di Pangandaran oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten diyakini masyarakat Pangandaran telah menjalin hubungan bilateral dengan China saat kempimpinan Dinasti Song.
Menurut Bidang Kebudayaan Disparbud Pangandaran, Aceng Hasim, bahwa beberapa barang kuno yang ditemukan di Pangandaran memiliki motif dan tekstur dari negeri China, seperti gerabah jenis poci kecil yang keberadaannya ada di salah satu juru kunci keramat situs jambu handap.
“Selain gerabah yang utuh itu, juga pernah ditemukaan pecahan gerabah sejenis di lokasi Situs Batu Kalde yang berada di BKSDA Cagar Alam Pangandaran. Situs Batu Kalde tersebut merupakan salah satu prasasti zaman kerajaan Galuh Pangauban yang mana merupakan salah satu simbol Kementrian Pertanian pada zaman dahulu,” terangnya.
Situs Batu Kalde, kata Aceng, juga merupakan symbol yang digunakan pada masa Hindu-Budha pada abad ke-8. Dengan begitu, terdapat benang merah antara keberadaan barang kuno yang ditemukan dengan sejarah yang melekat di tengah masyarakat Pangandaran.
Aceng juga memprediksi, jika Bajo yang diyakini sebagai bajak laut yang memiliki karakter jahat merupakan warga China yang mana melakukan hubungan bilateral dengan Kerajaan Galuh Pangauban. Meski begitu, prediksi tersebut butuh kajian lebih dalam dan komperhensif yang mana harus melibatkan ahli sejarah dan akademisi.
Pantauan di lapangan, poci keramik yang berwarna coklat tersebut memiliki motif warna kuning muda dan hijau dan gambar pada badan poci berupa bunga khas tiongkok yang dibuat secara 3 dimensional serta diperkirakan dibuat pada tahun 900-1200 Masehi. Sementara itu, berdasarkan literatur, keramik jenis tersebut dibuat pada zaman Dinasti Song dari Tiongkok, salah satu Dinasti yang Berjaya antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Tiongkok diinvasi oleh bangsa Mongol. (Ceng2/HR-Online)