Berita Ciamis, (haraparakyat.com),- Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis mencatat sebanyak 33 warga Kabupaten Ciamis mengidap penyakit TB (Tuberculosis) yang sudah masuk stadium MDR (Multi Drug Resistant) atau kondisinya sudah parah. Ke 33 penderita TB MDR itu kini dalam pengawasan puskesmas dimana penderita berada.
Selain itu, Dinas Kesehatan pun membantu memfasilitasi para penderita untuk melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang dipercayai sebagai rumah sakit yang menangani penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Engkan Iskandar, mengatakan, temuan 33 penderita TB MDR itu setelah melakukan pendataan melalui puskesmas dan rumah sakit selama tiga tahun terakhir. Temuan pertama pada tahun 2016 sebanyak 9 kasus. Kemudian pada tahun 2017 mengalami peningkatan signifikan, yakni 20 kasus. Sementara pada tahun 2018 baru ditemukan 4 kasus.
“Setelah ada program dari Kementerian Kesehatan mengenai penanganan penyakit TB, terutama untuk stadium TB MDR, seluruh puskesmas sudah kami intruksikan untuk melakukan gerak cepat apabila menemukan penderita TB. Setiap penderita TB harus mendapat penanganan khusus. Karena proses pengobatannya berjalan lama atau harus memakan obat selama 3 bulan sampai 6 bulan yang tidak boleh putus,”ujarnya, kepada Koran HR, belum lama ini.
Apabila pasien sudak masuk stadium TB MDR, lanjut Engkan, itu akibat dari proses pengobatannya terputus dan si pasien tidak mengindahkan anjuran dokter. Karenanya, kata dia, untuk menekan penderita TB MDR, pihak puskesmas dan rumah sakit harus bisa mengawasi dan memberikan pemahaman kepada si pasien agar mau melakukan trapy pengobatan yang berlangsung selama 3 bulan sampai 6 bulan.
“Kami juga terus berusaha agar penderita TB MDR di Ciamis tidak terus meningkat. Makanya, untuk penyakit ini kami benar-benar tangani serius,” ujarnya.
Menurut Engkan, pihaknya sudah menyediakan mobil ambulans khusus untuk membawa penderita TB MDR apabila membutuhkan pengobatan dan pemerikasan rutin ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
“Jadi, mobil ambulannya pun khusus. Karena penyakit ini bisa menular melalui berbagai media. Kalau penderita TB MDR sembarang menggunakan mobil ambulans, dikhawatirkan akan menular ke pasien lain,” pungkasnya. (Heri/Koran-HR)