Rabu, Mei 7, 2025
BerandaBerita CiamisPolemik Penobatan Raja Galuh di Ciamis, Prof Sobana: Masa Raja Dipilih Oleh...

Polemik Penobatan Raja Galuh di Ciamis, Prof Sobana: Masa Raja Dipilih Oleh Kabuyutan

Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Penobatan Raja Galuh yang sebelumnya dikukuhkan di situs Pancalikan (peninggalan singasana raja Kerajaan Galuh) Cagar Budaya Karangkamulyan, di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Senin (23/07/2018) lalu, terus menuai polemik. Setelah dipertanyakan oleh DPRD Ciamis, kini budayawan yang juga Akademisi Sejarah Sunda, Prof A Sobana Hardjasaputra, turut mengkritisi adanya penobatan Raja Galuh tersebut.

Sobana menegaskan tata cara penobatan Raja Galuh yang diprakarsai komunitas budayawan Galuh Sadulur dinilainya sudah melenceng dari sejarah Kerajaan Galuh. Dia mencontohkan, seperti orang-orang yang memilih Raja Galuh, seharusnya bukan oleh perwakilan dari kabuyutan. Karena menurut catatan sejarah Galuh, kata dia, justru kabuyutan diangkat oleh Raja Galuh.

“Dari sistem pemilihaannya saja sudah melenceng dari sejarah. Kabuyutan itu bawahan Raja. Masa Raja dipilih oleh Kabuyatan. Ini kan lucu. Meskipun mereka bilang penobatan itu dengan sebutan raja tanpa mahkota dan tahta. Makanya wajar DPRD Ciamis mempertanyakan terkait penobatan Raja Galuh, karena memang sudah melenceng dari sejarah,” ujarnya, kepada Koran HR, Selasa (31/07/2018) lalu.

Namun begitu, lanjut Sobana, dirinya mengapresiasi gerakan pelesatrian budaya dan adat Kerajaan Galuh yang terus digulirkan oleh komunitas Galuh Sadulur. Bahkan, dia mengaku selalu mendukung kegiatan Galuh Sadulur yang konsen melestarikan budaya Kerajaan Galuh.

“Kalau tujuannya untuk melestarikan budaya Galuh, itu bagus. Saya sangat mendukung. Nah, kalau seandainya komunitas Galuh Sadulur memandang harus ada seorang pemimpin budaya agar lebih menggeliat lagi kegiatannya, itu sah-sah saja. Malah bagus. Namun masalahnya, seorang pimpinannya jangan dinamai Raja, tetapi cari nama lain yang tidak mengundang polemik. Misalnya dinamai Sesupuh Galuh atau nama lain yang masih mengindentitaskan pemimpin Galuh atau pemimpin Sunda,” terangnya.

Menurut Sobana, apabila dilihat dari tujuan, kegiatan yang digulirkan Galuh Sadulur sangat luar biasa dalam mengangkat budaya Kerajaan Galuh. “Hanya persoalan nama raja saja yang mengundang polemik. Kalau para budayawan ingin mengangkat simbol pemimpin, ya namanya jangan Raja. Bisa kan cari nama lain, tapi tetap mengidentitaskan kegaluhannya. Kalau nama raja, justru mengaburkan tujuan dan malah mengundang polemik. Saya rasa nama Raja tidak tepat, karena konteks jamannya pun sudah berbeda antara dulu dengan sekarang,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Yat Rospia, mengatakan, meski pihaknya hadir pada acara penobatan Raja Galuh, namun tidak mengikuti terlalu jauh. Pihaknya, kata dia, hadir di acara tersebut hanya sebagai penggiat budaya.

“Namun menurut pandangan kami, apabila ada penobatan Raja Galuh, baiknya dipilih orang yang bisa diterima dan bisa merangkul semua pihak. Tetapi, kami tidak memiliki kepentingan siapa yang pantas menjadi Raja Galuh. Bagi kami siapa saja tidak menjadi masalah. Hanya saja, kami melihat bahwa polemik ini bisa terjadi, dimungkinkan karena permasalahan tersebut,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (31/07/2018) lalu.

Yat pun tidak mau berkomentar lebih jauh terkait masalah ini. Dia mengatakan polemik bisa mereda apabila semua pihak duduk bersama. “Ya baiknya para keluarga keturunan Galuh duduk bersama agar polemik ini tidak berkepanjangan. Kami hanya sebagai penggiat budaya saja dan tidak bisa terlalu jauh masuk ke ranah tersebut,” ujarnya. (Heri/Koran-HR)

Berita Terkait

Penobatan Raja Galuh di Ciamis Jadi Polemik, Hanif Radinal Enggan Tanggapi

Khawatir Rusak Tatanan Sejarah, DPRD Ciamis Pertanyakan Penobatan Raja Galuh

Penobatan Raja Galuh Dipertanyakan DPRD Ciamis, Begini Penjelasan Hanif Radinal

Samsung Galaxy Tab S10 FE Resmi Meluncur, Tablet Super Nyaman dengan Performa Canggih

Samsung Galaxy Tab S10 FE Resmi Meluncur, Tablet Super Nyaman dengan Performa Canggih

Samsung Galaxy Tab S10 FE dan S10 FE Plus resmi meluncur di Indonesia. Dua tablet kelas menengah dengan harga terjangkau ini menawarkan layar luas...
Fraksi PKB DPRD

Fraksi PKB DPRD Kota Banjar Minta Pemkot Perhatikan Pesantren, Desak Penerbitan Perwal

harapanrakyat.com,- Fraksi PKB DPRD Kota Banjar, Jawa Barat, meminta Pemerintah Kota Banjar, memperhatikan kemajuan lembaga pendidikan non formal pondok pesantren. Hal itu disampaikan saat memberikan...
Pemain Timnas Naturalisasi

PSSI Tegaskan Tidak Mau Menambah Pemain Timnas Naturalisasi Jelang Piala Dunia 2026, Ini Alasannya

PSSI baru saja menyampaikan kabar mengejutkan jelang laga Timnas Indonesia melawan China dalam babak Kualifikasi Piala Dunia 2026. PSSI mengambil keputusan tegas bahwa tidak...
Perplexity AI di Whatsapp, Ini Cara Kerjanya

Perplexity AI di Whatsapp, Ini Cara Kerjanya

Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) kini semakin mudah diakses, salah satunya melalui integrasi Perplexity AI di WhatsApp. Perplexity atau yang terkenal sebagai platform pencarian...
Andre Taulany Kembali Gugat Cerai Istri Setelah Sempat Ditolak Hakim

Andre Taulany Kembali Gugat Cerai Istri Setelah Sempat Ditolak Hakim

Andre Taulany kembali gugat cerai istri membuktikan bahwa ia mantap berpisah. Sebelumnya hakim menolak gugatan dari Andre. Tidak menyerah, komedian kondang tersebut memilih mengajukan...
Pertumbuhan Ekonomi

DPRD Kota Banjar Minta Pemkot Genjot Pertumbuhan Ekonomi

harapanrakyat.com,- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjar, Jawa Barat, melaksanakan rapat paripurna penyampaian Laporan Hasil Pembahasan Rancangan Awal RPJMD Kota Banjar tahun 2025-2029,...