Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pangandaran mengungkapkan proses penentuan lokasi pembangunan perkantoran Pemkab Pangandaran masih dalam proses kajian, serta usulan dari presidium, tokoh masyarakat, serta berbagai elemen lain yang ada di Pangandaran.
“Penentuan lokasi masih dalam kajian. Nanti setelah ada usulan dari berbagai kalangan baru bisa diputuskan. Dan untuk ketua dalam hal ini adalah Pak Wakil Bupati,” katanya kepada HR Online, Selasa (29/08/2018).
Sementara itu, Kabag Pemerintahan Setda Pangandaran, Saptari Tarsino, mengatakan, pengajuan lokasi pusat perkantoran juga akan melihat hasil dari kajian geologi dan topografi wilayah.
“Proses kajian ini dilakukan Badan Geologi dan Bappeda. Jadi, dalam pembangunan perkantoran ini harus ilmiah, jangan sampai contohnya lokasi tanah untuk Unpad yang 58 hektar, hanya 20 persen tanah yang bisa untuk pembangunan. Sebab, kandungan kartsnya tinggi. Untuk lokasi yang sudah dilihat ada dua, di Cintaratu dan Desa Cintakarya,” katanya.
Sementara itu, untuk lokasi perkantoran membutuhkan sekitar 10 hektar sesuai dengan pertimbangan dari berbagai aspek. Untuk di Desa Cintakarya terdapat 6 hektar tanah kas desa dan 5 hektar masih dalam proses pengadaan tanah dari Negara dan proses ganti rugi sesuai dengan ketentuan.
“Perencanaan tahun 2018 harus sudah dilaksanakan, mengingat proses pembangunannya direncanakan tahun 2020. Jadi, 2019 awal harus sudah kita miliki sertifikatnya untuk proses ajuan tersebut,” pungkas Saptari
Di tempat yang sama, Pusat Kajian Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi, Rustam, mengatakan, melihat dari topografi dan morfologi posisi atau lokasi yang pertama kondisi daerahnya terjal. Sehingga dimungkinkan potensi air yang dalam dan sulit untuk diambil.
“Intinya dalam suatu pembangunan itu harus mendekatkan dengan sumber daya alam yang mana akan mempermudah dan menghemat anggaran. Kalau di bukit untuk meratakannya, perlu biaya yang cukup besar juga resikonya tinggi,” papar Rustam.
Masih dikatakan Rustam, apabila dibandingkan dengan lokasi yang di Cintaratu, medan yang terjal akan sangat menyulitkan dibanding dengan yang di Cintakarya lebih baik, dilihat dari morfologi dan topografi karena daerahnya yang landai.
“Dari sisi potensi air, tanah dangkal akan mudah diambil airnya, juga dari sisi kebencanaan relatif aman, longsor tidak ada karena datar dan landai. Sementara dari sisi pengerjaannya pun tidak sulit. Sehingga biaya yang dikeluarkan pun tidak terlalu besar di samping dari sisi aksesibility yang sudah siap tinggal pelebaran jalan saja lebih mudah,” pungkas Rustam. (Mad/R6/HR-Online)