Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Nasib malang dialami seorang nenek tua renta yang berada di RT 01/01. Dusun Astamaya, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Nenek tua yang bernama Mintarsih (76) itu hidup sebatang kara di sebuah gubug reyot.
Dari informasi yang dihimpun HR Online, gubug reyot yang berukuran 3 X 5 meter dan terbuat dari bamboo tersebut dihuni Mintarsih sejak 11 tahun lalu berdiri di atas tanah PJKA. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, Mintarsih hanya mengandalkan belas kasihan tetangganya.
Meskipun sudah tua, Mintarsih pantang mengeluh untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya. Terkadang, ia mencari penghasilan dengan menjadi buruh bebersih kebun maupun halaman rumah tetangganya.
“Saya tetap semangat untuk mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti jadi tukang kored (bersih-bersih) kebun. Itu pun jika diminta oleh orang. Jika tidak ada yang memerintah, ya di rumah saja. Saya kan sudah tua begini,” katanya, Kamis (05/09/2018).
Dari hasil kerjanya itu, lanjut Mintarsih, hanya cukup untuk membeli beras untuk dimakan sehari-hari. Walaupun kadang tidak begitu banyak jumlahnya, namun banyak tetangga yang memberikan makanan karena kasihan kepada dirinya.
“Saya dalam satu hari kadang makan hanya satu kali. Kadang juga dua kali jika ada tetangga yang memberikan makanan,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Pangandaran, Ade Ajat, mengaku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menangani kondisi Nenek Mintarsih. Pasalnya, gubug yang didirikan tersebut berada di atas tanah PJKA.
“Jika saja tanah tersebut milik pribadinya, Insya Alloh kami masih bisa berupaya untuk membantu melalui program Rumah Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RRSRTL). Tapi kondisinya justru di atas tanah PJKA,” kata Ade. (Ceng2/R6/HR-Online)