Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sering turunnya macan tutul dari Gunung Sawal ke permukiman penduduk di Dusun Cikupa, Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, benar-benar sudah meneror warga setempat. Pada Jum’at (28/09/2018), seorang emak-emak bernama Sumirah, warga setempat, ditemukan tergeletak di dekat kolam dengan kondisi pingsan.
Setelah diselamatkan warga, ternyata dia mengalami pingsan karena ketakutan melihat dua ekor macan tutul berkeliaran tak jauh dari posisinya. Beruntung dua macan tutul itu tidak melukai si emak. Padahal, si emak waktu itu tengah seorang diri berada di kolam miliknya.
“Kami kaget ketika mendengar kabar bahwa Ibu Sumirah ditemukan tergeletak di dekat kolamnya. Ketika diselamatkan dan kemudian sudah tersadar, dia mengaku melihat dua ekor macan tutul berkeliaran tak jauh dari posisinya berdiri. Ternyata macan tutul kembali teror warga kami,” ujar Iman (34), warga setempat, Sabtu (29/08/2018).
Iman menambahkan, ketakutan Sumirah yang menimbulkan jatuh pingsan ternyata sudah menyelamatkannya dari terkaman macan tutul yang dikenal hewan buas. Karena, menurutnya, apabila Sumirah waktu itu lari, tidak tertutup kemungkinan kejadian buruk akan menimpanya.
“Macan tutul sudah benar-benar meneror kami. Setelah pada Kamis (27/09/2018) seekor macan tutul berhasil masuk perangkap, ternyata masih ada dua ekor lagi yang masih berkeliaran. Hal itu tentunya ancaman bagi warga dan pihak terkait agar melakukan penanganan,” tegasnya.
Menurut Iman, ketika musim kemarau seperti saat ini, macan tutul dan hewan buas lainnya yang berada di Gunung Sawal dipastikan kekurangan makanan. Sehingga hewan-hewan buas itu merengsek turun dari gunung dan mencari makanan ke perkampungan penduduk.
“Setelah macan tutul kembali teror warga, kami di sini sekarang sudah ketakutan. Bayangkan saja, macan tutul sudah berkeliaran di kebun warga yang posisinya tak jauh dari rumah penduduk. Kalau hal ini tidak cepat ditangani, kami khawatir akan menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Iman pun meminta BKSDA sebagai pihak yang memiliki kewenangan menangani satwa liar di Gunung Sawal agar mengevakuasi sementara macan tutul ke tempat lain. Selain itu, petugas BKSDA pun harus melakukan pagar betis agar macan tutul tidak sampai masuk ke permukiman penduduk.
“Sebelum terjadi korban, sebaiknya dilakukan penanganan. Macan tutul yang turun dari gunung sawal itu sudah seharusnya dievakuasi ke tempat lain selama musim kemarau. Apabila kondisi alam Gunung Sawal sudah memungkinkan untuk kembali ditempati satwa liar, bisa dikembalikan lagi ke habitatnya,” ujarnya.
Iman mengatakan, seekor macan tutul yang sebelumnya masuk dalam perangkap, seringkali memakan hewan peliharaan warga. Bahkan, dua ekor anjing milik warga pun sudah ditemukan mati akibat dimangsa macan tutul tersebut.
Sebelumnya, seekor macan tutul dari kawasan Gunung Sawal masuk ke dalam perangkap di Blok Cilulumpang, Dusun Cikupa, Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Kamis (27/09/2018) malam.
Asna Maulana Sidik, mengatakan, bahwa di wilayahnya macan kumbang maupun macan tutul Gunung Sawal masih banyak yang berkeliaran di wilayah pegunungan Desa Cikupa. Menurutnya, macan tersebut turun gunung diduga karena kurangnya ketersediaan sumber makanan dan habitatnya terganggu.
“Akibat tersebut, macan turun ke wilayah penduduk dan kerap memangsa ternak milik warga. Untuk mengantisipasi hal tersebut, warga pun memasang perangkap di lokasi yang biasa dilewati macan,” katanya. (Edji/R2/HR-Online)