Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Tidak semua warga Kertahayu mengetahui sejarah atau cerita asal-muasal Desa Kertahayu berdiri. Padahal, konon sebelum berdirinya Desa Kertahayu, wilayah tersebut dinamakan Desa Taman. Nama Taman diambil dari hamparan luas yang dihiasi tumbuhan bunga, yang sekarang dikenal sebagai Gunung Taman.
Meski banyak yang tidak mengetahui sejarah Desa Taman, warga Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, hingga saat ini masih mempercayai hal-hal mistik yang melekat di kawasan situs petilasan tersebut.
Supena atau akrab disapa Ki Dalang (76), warga Dusun Kertaharja, Desa Kertahayu, ketika ditemui Koran HR, Selasa (23/10/2018), menuturkan asal mula munculnya nama Taman. Menurut dia, di lokasi tersebut terdapat dua petilasan (persinggahan) seorang bangsawan yang menjadikan taman tersebut sebagai lokasi persinggahan. Bahkan petilasan tersebut kini seringkali dijadikan tempat pertapaan.
“Kedua petilasan tersebut adalah peninggalan eyang Malang Karsa dan Malangkaso atau juga disebut Kiyai Gagak Simbang dan Kiyai Simbangjaya. Keduanya adalah bangsawan asal Demak. Keduanya sering singga di lokasi ini saat sedang menempuh perjalanan menuju Cirebon atau ke Mekah (Arab Aaudi),” katanya.
Supena menjelaskan, nama Taman sendiri berasal dari sebuah lokasi hamparan indah yang banyak ditumbuhi tanaman aneka bunga serta pemandangan alam yang elok. Maka dinamakanlah lokasi tersebut Taman.
Taman ini juga, kata Supena, yang menjadi sejarah awal mulanya berdiri Desa kertahayu. Dulu Taman tersebut sering didatangi oleh para pertapa yang ingin meningkatkan ilmu kebatinan. Dia juga mengaku pernah menjalankan pertapaan disana.
“Saat itu saya menggeluti ilmu perdalangan. Dulu saat bertapa, ada beberapa keanehan yang tidak masuk akal. Sewaktu pertama kali saya masuk ke lokasi taman, selepas maghrib, suara-suara ghoib begitu jelas saya dengar. Bahkan saat itu muncul sosok harimau besar yang menghampiri. Setelah sosok harimau hilang, muncul sosok yang menyerupai kodok besar,” katanya.
Usai kodok, Supena menambahkan, dia juga mendapati sosok ular besar tapi pendek yang rupanya menakutkan. Diapun menghiraukan kehadiran sosok ghoib tersebut, hingga pada pukul 02 dini hari, datang angin kencang disertai hujan deras.
“Anehnya, meski diguyur hujan sangat deras, tubuh saya tetap kering,” katanya.
Menurut Supena, Taman mempunyai sejarah yang sungguh luar biasa. Selain menyimpan fenomena mistik yang sangat kuat, Taman tersebut pun menjadi sejarah asal mula berdirinya Desa Kertahayu, yang kini dikenal sebagai wilayah yang ramai, maju, subur dan makmur.
“Dulunya, Desa Kertahayu adalah sebuah daerah embel (gambut) yang sangat jarang penduduknya. Adapun beberapa rumah warga berdiri di pinggiran bukit, yang sekarang menjadi hutan jati Perhutani. Di tempat yang kini padat penduduk itu, dulunya rawa dan ladang gambut,” katanya.
Menurut cerita nenek moyang, Supena menambahka, pada waktu itu wilayah Taman menjadi salah satu wilayah yang mempunyai nilai kesuburan paling bagus. Pasalnya, lokasi petilasan tersebut dikelilingi sumber mata air yang berlimpah. Bahkan waktu itu tidak jauh dari lokasi petilasan yang kini di namai keramat Taman, terdapat sebuah kawah seperti kawah gunung berapi yang menyemburkan larva.
“Banyak juga titik-titik mata air panas yang waktu itu sering dijadikan pemandian sekaligus tempat pengobatan penyakit. Maka dulu pernah ada muncul cerita jika Gunung Geger Bentang itu suatu saat akan meletus. Ya itu dia karena awal mulanya disana terdapat sebuah kawah yang lumayan besar. Namun seiring waktu, muncul keajaiban, dimana waktu itu ada fenomena sebuah longsoran yang dipercayai oleh warga adalah pekerjaan makhluk ghoib,” katanya.
Supena mengungkapkan, longsoran yang terjadi secara tiba-tiba itu kemudian menutupi wilayah ladang gambut. Kawasan kawah pun tak luput ikut tertutup oleh lonsoran.
Longsoran itu oleh warga disebut sasaeuran. Maka munculah nama wilayah Cisaar yang hingga saat ini menjadi nama sebuah dusun, yaitu Dusun Cisaar.
“Sementara untuk nama Taman menjadi mekar dan dinamai Tamansari yang kini wilayah tersebut menjadi nama sebuah dusun, yaitu Dusun Tamansari,” katanya. (Suherman/Koran HR)