Berita Teknologi, (harapanrakyat.com),- Keberadaan desa yang menjadi salah satu aset yang sangat penting di Indonesia. Dengan potensi yang sangat besar, perlu adanya perhatian khusus. Namun, jika desa tidak diberikan perhatian dan abai terhadap potensi, maka kesenjangan bakal melebar, bahkan menjadi masalah yang semakin rumit.
Berdasarkan analisa dari berbagai lembaga internasional, Indonesia pada tahun 2030 bakal menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi di dunia. Maka untuk melaju pada prediksi tersebut, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada kota saja, akan tetapi desa dan kota harus menjadi satu kesatuan untuk menopang satu sama lain.
Menurut pengamat ekonomi, Cyrillus Harinowo, terjadinya kesenjangan antara desa dan kota berawal dari sumber daya pembangunan yang terbatas di awal kemerdekaan. Sehingga, pada saat itu pemerintah harus memprioritaskan pembangunan di wilayah, dan itu masih wajar. Bahkan, di negara-negara lain juga terjadi.
“Langkah selanjutnya adalah bagaimna supaya kesenjangan itu bisa diminimalisir. Jika dibiarkan begitu saja, maka bisa jadi melebar ke berbagai lini dan ini tidak baik bagi dinamika negara kita,” jelas Cyrillus, saat berada di Universitas Kuningan, Kamis (17/01/2018).
Ia menambahkan, saat ini keberadaan desa tengah menjadi sasaran pembangunan dengan begitu gencar oleh pemerintah. Bahkan, melalui BPS yang tengah melaksanakan pendataan potensi desa pada tahun 2018 sejak Mei lalu. Selain itu, ada juga program unggulan Kemendes soal pengembangan Bumdes serta produk unggulan dari desa. Dengan adanya perhatian itu, ia meyakini dapat mempercepat proses pembangunan di masyarakat.
“Menurut hemat kami, antara swasta dan pemerintah untuk soal ini harus bersama-sama menyentuh desa yang berkelanjutan. Keduanya harus saling mengisi, swasta harus banyak berperan mendorong desa. Pasalnya, desa yang maju tidak hanya bermanfaat bagi desa itu sendiri, tapi harus lebih dari itu. Sebagai contoh, bagi swasta desa adalah pasar potensial, dan ini mungkin yang jarang jadi perhatian,” tukasnya.
Hal senada juga dikatakan Direktur PT Danarta Saudara Sejahtera (PT DSS), Teguh Aaron Muir Hendrata. Menurutnya, potensi desa sangat luar bisa besar. Sehingga, perusahaan yang dinaunginya berkomitmen untuk mengembangkan hal itu melalui Rumah Sahabat Desa (RSD). Diketahui, RSD merupakan suatu wadah bagi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan ekonomi serta edukasi dari berbagai aspek.
“Kini, RSD hadir di berbagai daerah yang ada di Indonesia, 12 kota/kabupaten di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pertama kita dirikan di Kuningan dan kita akan terus mengembangkan di desa-desa lain. RSD pada prinsipnya akan mendukung kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang ada di desa dengan harapan agar terus tumbuh lebih cepat,” ujar Aaron.
Adapun melalui RSD ini, sambung Aaron, masyarakat nantinya akan menerima berbagai akses untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik masalah ekonomi maupun sosial. Bahkan, pengembangan RSD melalui konsep SuperApps akan semakin mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
“Ke depan kita terus berusaha menggandeng banyak pihak untuk berkolaborasi dengan kami untuk pengembangan Rumah Sahabat Desa. Maka dari itu, swasta juga perlu didorong untuk berinvestasi di desa demi membangun pondasi penunjang berbagai kegiatan masyarakat di desa,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)