Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Warga Desa Mulyasari dan Kelurahan Pataruman, kini mulai khawatir dengan retaknya ruas jalan di Banjar yang menghubungkan Kelurahan Pataruman dengan Desa Mulyasari. Pasalnya, selain berada di lereng pegunungan, lokasi jalan yang retak juga merupakan daerah rawan longsor.
Berdasarkan pantauan Koran HR di lokasi, ada enam titik jalan retak dengan panjang retakan sekitar 2 sampai 4 meter, dan kondisinya kian hari semakin melebar. Selain itu, jarak retakan juga tidak begitu berjauhan.
Diyan (29), salah seorang warga setempat, mengatakan, jalan tersebut memang belum satu tahun dibangun, jadi seharusnya masih kuat dan bagus. Tapi sekarang kondisinya sudah mulai retak-retak.
“Mungkin karena tanahnya kurang kuat dan sering dilewati kendaraan bermuatan berat. Atau mungkin karena komposisinya yang tidak sesuai? Seharusnya pemerintah segera memperbaiki supaya tidak bertambah kerusakannya,” ujar Diyan, Senin, (01/07/2019).
Kekhawatiran akan dampak retaknya jalan di kawasan hutan Perhutani itu juga diungkapkan Yeti, salah seorang warga Kelurahan Pataruman, Kota Banjar, kepada Koran HR.
Ia mengatakan, banyaknya titik lokasi yang mengalami retak tersebut diduga kurang matangnya perencanaan yang matang. Pasalnya, sudah seharusnya membangun jalan di lokasi yang rawan longsor tersebut harus penuh pertimbangan, baik itu komposisi material ataupun proses pengaspalan yang sesuai.
“Ini harusnya segera diperbaiki mumpung sekarang masih musim kemarau. Kalau perlu di tebing jalan dibuatkan dinding penyangga, kan khawatir kalau datang musim penghujan, soalnya di sini dulunya juga pernah longsor,” ungkap Yeti.
Sementara itu, untuk mengkonfirmasikan permasalahan jalan di Banjar tersebut, HR mencoba menemui pejabat di Bidang Bina Marga Dinas PU Kota Banjar berulang kali, bahkan sampai saat ini. Namun, hingga berita ini diturunkan, pejabat terkait belum bisa ditemui. Menurut sejumlah pegawai yang berada di bidang tersebut mengatakan bahwa Kabid Bina Marga tidak ada di kantor. (Muhlisin/Koran HR)