Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Seorang Satpam KPP Pratama Ciamis bernama Moh Elyas Guhiat (43) dipersilakan mengundurkan diri lantaran berjenggot. Aturan baru sejak masuknya pimpinan anyar di kantor tersebut pun menuai polemik.
Elyas yang merupakan warga Sukamulya Kecamatan Cihaurbeuti ini mengaku, dirinya lebih memilih keluar dari pekerjaannya itu untuk mempertahankan penampilannya. Pasalnya, berjenggot merupakan sunnah Rosul.
Ia mengungkapkan, awal mulanya pada Rabu (26/06/2019) pagi lalu pimpinan baru yang bernama Aporen Siregar dan aktif sejak Senin (24/06/2019) lalu tersebut mengumpulkan seluruh Satpam yang ada. Pada saat itu pun Aporen menegurnya agar membersihkan jenggotnya.
“Tolong itu jenggot bersihkan. Kalau tidak bersih hari ini pintu terbuka lebar,” kata Elyas sembari menirukan ucapan Aporen.
Tak hanya soal jenggot, lanjut Elyas, kepala baru tersebut pun sempat menyinggung persoalan yang berbau SARA.
“Jangan membawa agama kesini, kalau mau ibadah diluar saja,” tiru Elyas dari ucapan Aporen yang dilontarkan waktu itu.
Meski begitu, Elyas mengaku tak mempedulikan ucapan Aporen dan ia tidak berniat mencukur jenggotnya. Namun, menjelang siang hari ia justru mendapatkan panggilan Kasubag Umum, Budi Aditia, dan mengingatkannya.
“Pak Budi menyampaikan hal itu terkesan terpaksa lantaran perintah pimpinan barunya itu. Bahkan, beliau sempat meminta maaf ke saya karena tidak bisa berbuat apa-apa,” jelas Elyas lagi.
Pasca kejadian tersebut, lanjut Elyas, ia pun langsung keluar hingga saat ini belum bekerja lagi. Kendati belum keluar secara resmi, ia berencana akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan rekannya tentang mekanisme pengunduran dirinya.
“Yang jelas saya tetap mempertahankan jenggot saya ini,” tandasnya.
KPP Pratama Ciamis Bantah Tudingan Ancam Pemecatan
Terpisah, Kepala KPP Pratama Ciamis, Aporen Siregar, membantah tudingan dirinya yang mengancam salah satu karyawannya itu gara-gara berjenggot. Ia berdalih menegur Elyas sebatas membersihkan jenggot saja, tidak lebih dari itu.
“Saya tidak menyuruhnya untuk mencukur jenggot, tapi membersihkannya agar terlihat rapi. Hal ini mengingat karyawan di lingkungan kami adalah pelayanan kepada masyarakat,” paparnya kepada awak media.
Kaitannya dengan dugaan perbuatan SARA, Aporen juga membantahnya. Justru ia mengaku sangat mengharga perbedaan, terutama masalah agama.
“Kami tidak bawa-bawa agama, agama kita sama dan kita saling menghormati dan menghargai karena itu perintah pimpinan kami,” tegasnya.
Senada dengan Kasubag Umum KPP Pratama Ciamis, Budi Aditia. Ia mengaku hanya mengimbau agar jenggot itu dibersihkan sebatas dirapihkan saja.
“Kami berharap Pak Elyas kembali bekerja di sini. Kami juga sudah menghubungi koordinator Satpam agar Pak Elyas kembali bekerja dengan kondisi jenggotnya yang sudah dirapihkan,” pungkasnya. (Jujang/R6/HR-Online)