Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Inilah potret keluarga miskin di Ciamis. Pasangan Usdi (47) dan Edah (44), warga Dusun Pamarican, Desa Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terpaksa harus tinggal di sebuah gubuk reyot di pinggir Sungai Citalahab.
Saat ditemui Koran HR, Selasa (06/08/2019), Usdi mengaku terpaksa harus tinggal di gubuk tersebut lantaran himpitan ekonomi. “Ya Mau gimana lagi, masih beruntung saya diijinkan oleh pemerintah desa untuk tinggal di tanah kas desa ini,” katanya.
Selain tinggal di sebuah rumah yang kumuh, Usdi tinggal dengan istri dan dua orang anak. Satu anaknya yang paling besar mengalami keterbelakangan, sehingga membutuhkan perhatian yang khusus. Sementara untuk kebutuhan mandi cuci kakus, keluarga Usdi selalu pergi ke Sungai citalahab lantaran tidak mempunyai fasilitas MCK.
“Kecuali untuk minum, saya beli air isi ulang. Untuk yang lainnya, saya selalu memanfaatkan air Sungai Citalahab yang ada di belakang rumah,” katanya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Koran HR, selama ini Usdi bekerja sebagai pemungut sampah di Pasar Pamarican dengan penghasilan yang sangat kecil. Tak sekali dua kali, rumah tinggalnya terendam banjir ketika arus Sungai Citalahab meluap.
Kepala Desa Pamarican, Endang Rahman, didampingi Kasie Pelayanan, Anih, membenarkan kondisi Usdi yang tergolong keluarga miskin di Ciamis.
“Keluarga ini memang sangat miskin sehingga pemerintah desa mempersilahkan Usdi mendirikam bangunan di atas tanah kas desa. Bahkan saat mendirikannya dulu, pihak desa memberikan bantuan pembangunannya dan dibantu swadaya masyarakat. Namun kini rumahnya sudah kembali rusak,” katanya.
Menurut Anih, keluarga Usdi adalah salah satu keluarga penerima bantuan sosial dari pemerintah. Sekarang, pihaknya sudah mengajukan permohonan bantuan Rutilahu ke Dinas Sosial yang diperuntukan bagi keluarga miskin di Ciamis. (Suherman/Koran-HR)