Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Di daerah Bolenglang Kelurahan Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terdapat sebuah makam yang dikeramatkan oleh warga setempat. Makam itu adalah tempat peristirahatan terakhir Mama Wali Said, seorang tokoh ulama yang hidup sekitar tahun 1960-an.
Di dekat makam Mama Wali Said terdapat makam Adipati Imbanagara, seorang tokoh di masa kejayaan Kerajaan Galuh. Di area makam itu seringkali ditemui orang-orang yang berziarah ke makam Mama Wali Said.
Para peziarah meyakini bahwa ulama yang dikenal dengan sorban hijaunya itu merupakan seorang sosok panutan yang layak diteladani. Karena itu, mereka datang berziarah dengan maksud untuk mendapat berkah.
Juru Kunci Makam Mama Wali Said, Amir, saat ditemui di sekitar area makam, Minggu (25/08/2019) mengatakan, dirinya menjadi juru kunci sudah hampir 24 tahun atau dari tahun 1995. Menurutnya, para peziarah yang datang ke makam tersebut berasal dari berbagai daerah, termasuk banyak juga yang berasal dari Ciamis.
“Memang belum banyak orang tahu tentang sosok Mama Wali Said. Sehingga makam keramat ini belum banyak dikenal secara luas,” ujarnya.
Amir menjelaskan, para peziarah yang datang ke makam keramat tersebut sebelumnya mendapat informasi mengenai sosok Mama Wali Said dari cerita mulut ke mulut.
Menurut cerita, terang Amir, Mama Said semasa hidupnya merupakan sosok ulama kharismatik yang dikenal banyak menyembuhkan orang sakit dan bisa menerawang kejadian di masa yang akan datang.
“Mama Said dikenal dengan sorban hijaunya. Mungkin warga di sini sudah banyak yang tahu tentang cerita masa hidup beliau. Beliau pun pada masanya merupakan seorang tokoh terpandang di daerah Bolenglang,” ujarnya.
Mama Said pun dikenal dengan kesaktiannya. Menurut cerita, di masa hidupnya Mama Said konon bisa menghilang dan pergi bolak-balik ke tanah suci Mekkah Arab Saudi hanya dengan waktu sekejap.
Hal itu dikatakan Ilah (71) warga Panoongan Kelurahan Kertasari, Kecamatan Ciamis, saat ditemui HR Online, Minggu (24/08/2019). Menurut cerita orangtua yang dikisahkan secara turun temurun, kata Ilah, Mama Said setiap sholat Jum’at konon pergi ke Mekkah dengan cara kesaktiannya.
“Katanya pernah ada beberapa orang yang melihat beliau di Mekah saat tengah menunaikan sholat Jum’at. Namun, ketika sholat Jum’at selesai, Mama Said pun menghilang,” ujar Ilah.
Selain itu, lanjut Ilah, beberapa orang jaman dulu mengaku sering bertemu dengan Mama Said di tanah suci Mekkah. Menurutnya, Mama Said mudah dikenali, karena setiap pergi kemanapun pasti mengunakan sorban berwarna hijau.
Pada zaman dulu pun, kata Ilah, ada mitos bagi orang yang mau pergi haji ke tanah suci Mekkah. Mitos itu menyebut apabila tersesat saat berada di Mekkah maka carilah pria yang mengenakan sorban hijau.
“Kalau sudah bertemu dengan pria bersorban hijau di Mekkah, lalu pegang pundaknya dan mata dipejamkan. Maka dengan seketika akan sampai ke tempat yang diinginkan. Istilah itu dulu menjadi mitos bagi jemaah haji di Ciamis yang akan pergi ke Mekkah,” ujarnya.
Ilah juga mengatakan Mama Said juga dikenal memiliki kesaktian bisa menerawang masa yang akan datang. Diawal tahun 1960-an Mama Said bercerita bahwa akan terjadi kejadian besar yang sampai terjadi pertumpahan darah. Dia pun meminta warga agar berhati-hati dan selalu waspada.
“Ternyata pada pertengahan tahun 60-an benar terjadi peristiwa G30S PKI yang banyak memakan korban jiwa. Selain itu, banyak juga ramalan beliau yang benar-benar terjadi pada beberapa tahun berikutnya,” katanya.
Ilah kembali menceritakan Mama Wali Said selama hayatnya tidak memiliki istri. Dalam hidup kesendiriannya dia penuh kesederhanaan dan tidak hidup bergelimpangan dengan harta.
“Konon rumahnya pun sederhana. Tapi dalam kisahnya konon pernah ada orang yang memiliki kesaktian pernah melihat rumah Mama Said seperti rumah kerajaan yang penuh kemewahan. Pernah juga ada orang yang melihat Presiden Soekarno datang ke rumah Mama Said,” ujarnya.
Menurut Ilah, cerita mengenai Mama Said itu sudah menjadi cerita rakyat di daerah Bolenglang. Dia pun mendengar cerita itu sejak dirinya masih remaja.
“Mengenai cerita itu apakah benar atau tidak, walahualam. Hanya tidak sedikit orang yang mempercayai cerita tersebut. Makanya makam Mama Said banyak diziarahi orang-orang dari berbagai daerah,” ujarnya. (Fahmi/R2/HR-Online)