Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) terlilit utang, menyebabkan cerai gugat yang dilakukan para istri meningkat. Perceraian ASN meningkat tersebut dilihat dari data Pengadilan Agama (PA) Ciamis, Jawa Barat.
Ahmad Sanusi, Humas Pengadilan Agama Ciamis menyebutkan, angka perceraian di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Ciamis dan Pangandaran terhitung hingga Agustus tahun 2019 ini berjumlah 80 orang didominasi cerai gugat pihak istri kepada suaminya.
“Benar sampai sampai saat ini angka cerai gugat masih mendominasi di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran,” katanya.
Ahmad mengatakan, pada tahun 2018 tahun lalu perceraian di kalangan ASN ada 94 perkara, diantaranya 26 cerai talak dan 68 cerai gugat, maka dipastikan pada tahun 2019 ini ada kenaikan 3 % dibandingkan tahun lalu.
“Tingkat perceraian di kalangan ASN akan ada peningkatan pada tahun 2019 ini dikarenakan hingga Agustus saja sudah ada 80 pekara yang kami selesaikan,” ungkapnya.
Ahmad juga menjelaskan pengertian cerai talak adalah suami menceraikan istri, sementara pengertian cerai gugat sebaliknya, yakni pihak istri yang mengugat cerai suaminya.
Saat ini yang dominan, menurut Ahmad, adalah angka perceraian di kalangan ASN akibat cerai gugat dari pihak istri.
“Hingga saat ini dominasi perceraian di kalangan ASN yaitu cerai gugat ada di angka 60%, alasannya yaitu faktor ekonomi,” paparnya.
Ahmad menyebut kasus perceraian di kalangan ASN ini cukup memprihatikan, mengingat profesi ASN yang pendapatannya sudah jelas apabila dibandingkan buruh atau pekerja yang lain.
“Pendapatan ASN sebenarnya sudah jelas bisa disebut mapan, tinggal mengatur hasil yang didapat dari gaji, jangan sampai tinggi pengeluaran dibandingkan pendapatan sehingga akan terlilit hutang,” katanya.
Saat ini, kata dia, banyak ASN yang terlilit hutang, hingga yang tersisa dari gajinya hanya Rp 300 ribu. “Perkara itu yang kebanyakan terjadi, sehingga istri menggugat suami,” tuturnya.
Ahmad bepesan kepada para ASN agar lebih pintar dalam mengelola keuangan.
“Jangan sampai terus memikirkan gaya hidup, akhirnya terjebak utang, hal ini juga berdampak pada kinerja ASN, pikirannya terganggu dengan beban hidup yang tidak sebanding dengan penghasilan,” pungkasnya. (Fahmi/R7/HR-Online)