Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Keemrawutan yang terjadi di Pasar Baru Banjarsari sering dikeluhkan, terutama para pembeli yang sengaja datang untuk berbelanja. Pasalnya, mereka menilai kawasan Pasar ini tidak memiliki tata ruang yang baik. Imbasnya, pembeli jarang datang ke lokasi pasar baru. Dan pedagang pun mengeluh lantaran akibat sepinya pembeli.
Dari pantauan Koran HR di lapangan, Selasa (03/09/2019), meski bangunan baru Pasar Banjarsari sudah mulai diisi, namun para pembeli terkesan enggan untuk masuk ke dalam. Bahkan akibat sepinya pengunjung, banyak pedagang yang terpaksa gulung tikar.
Informasi yang berhasil dihimpun Koran HR juga menyebutkan adanya polemik terkait fasilitas penerangan listrik. Gara-gara persoalan itu, pihak PLM sampai menyabut instalasi listrik (KWH).
Kepala UPTD Pasar Banjarsari, Aep Nugraha, saat ditemui Koran HR di ruang kerjanya, Selasa (03/09/2019), mengakui, kondisi pasar Banjarsari memang masih membutuhkan penataan yang serius.
“Sempat terjadi pemutusan saluran listrik di lokasi pasar baru. Hal itu lantaran kami bingung membayar tagihan bulanan. Karena setiap bulan kami harus membayar tagihan lebih dari Rp 1 juta. Sementara sumber anggarannya tidak ada. Sebenarnya kami tidak mempunyai kewenangan. Jadi ketika PLN memutus saluran, kami pasrah,” katanya.
Namun demikian, kata Aep, untuk menutupi keluhan para penghuni pasar, pihaknya sudah kembali memasang KWH di Pasar Baru.
“Saat ini sudah kita pasang kembali. Namun KWHnya jenis token. Dan untuk pembayaran tagihannya kami bebankan kepada penghuni pasar,” katanya.
Menindaklanjuti masalah sepinya pedagang, lanjut Aep, pihak UPTD Pasar saat ini sedang melakukan pendataan terhadap para penghuni pasar. Termasuk membuat perjanjian dengan para penghuni pasar.
“Dalam surat pernyataannya, para pedagang harus siap kembali berjualan di lapak yang sudah menjadi haknya. Dan jika dalam tenggang waktu, yaitu tanggal 01 Oktober, kios tidak diisi, maka kami akan mencabut hak huniannya dan akan diberikan kepada warga yang siap untuk berjualan,” tandas Aep.
Selain di kawasan pasar, di lokasi terminal Banjarsari yang baru juga terlihat masih kumuh dan tidak tertata. Masih banyak bus AKAP yang ngetem (mangkal) di bahu jalur alternatif dan menganggu arus perjalanan.
Kepala UPTD Dinas Perhubungan wilayah Banjarsari, Abdullah, saat ditemui Koran HR, Selasa (03/09/2019), mengatakan, terminal Banjarsari memang belum tertata lantaran belum adanya pembangunan terminal baru.
“Mau gimana lagi, ini kan masih dalam tahap penataan. Bangunan terminalnya juga belum ada. Jadi wajar jika suasana terminal seperti ini,” katanya.
Untuk kelanjutan pembangunan terminal, kata Abdullah, pihaknya tidak begitu tahu kapan terminal Banjarsari akan mulai dilaksanakan.
“Itu kewenangan Pemkab Ciamis. Kami hanya sekedar tugas mengatur arus. Jadi soal kapan dibangunnya, kami belum begitu tahu. Namun inginnya sih secepatnya, agar arus bisa tertata dengan baik, sehingga jalur menjadi tertib dan nyaman,” ungkapnya. (Suherman/Koran HR)