Tabrakan black hole diprediksi akan terjadi dan menyatu menjadi lubang hitam yang ukurannya raksasa. Hal ini sebagaimana yang ditemukan oleh sejumlah astronom yang berasal dari Jet Propulsion Laboratory NASA.
Diketahui juga bahwa tabrakan tersebut melibatkan 3 black hole sekaligus yang bersifat supermasif (SMBHs). 3 lubang hitam ini saling berputar di pusat galaksi.
Dengan jarak sekitar satu miliar tahun cahaya dari Bumi, temuan ini dinilai langka. Penemuan ini sendiri didapat dari data tiga teleskop NASA di permukaan Bumi dan di orbit.
Adapun ketiga teleskop tersebut meliputi Chandra X-ray Observatory, Sloan Digital Sky Survey (SDSS) dan Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE).
Seorang astronom yang bernama Ryan Mason mengatakan bahwa penemuan ini adalah bukti terkuat yang digunakan untuk melihat tiga sistem yang senantiasa aktif memberi makan lubang hitam supermasif tersebut.
Fakta Tabrakan Black Hole
Menurut penjelasan JPL NASA, saat ketiga lubang hitam akan bertabrakan, dua black hole diantaranya harus menyatu. Untuk bisa menyatu, lubang hitam tersebut akan saling tarik-menarik karena energinya yang berlebih.
Tabrakan black hole ini akan mengakibatkan munculnya gelombang gravitasi. Hanya saja, gelombang gravitasinya berfrekuensi rendah.
Saking rendahnya, Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) mengalami kesulitan saat mendeteksi posisi lubang hitam tersebut.
Meski tak bisa dijangkau oleh LIGO, namun para astronom tak menyerah begitu saja. Deteksi gelombang gravitasi tersebut dilakukan dengan laser milik Badan Antariksa Eropa (ESA).
Adapun laser yang dimaksud adalah Laser Interferometer Space Antenna (LISA). Walau demikian, butuh kesabaran karena pengerjaan laser ini belum selesai.
Penemuan 3 lubang hitam supermasif ini memiliki tantangan tersendiri. Para ilmuwan mengatakan bahwa penemuan tabrakan black hole sulit dilakukan karena posisi ketiganya yang tertutupi gas dan debu.
Adanya gas dan debu membuat sebagian besar cahayanya terhalangi. Informasi ini bisa anda ketahui secara pasti dalam study yang diterbitkan pada jurnal The Astrophysical.
Meski tertutup gas dan debu, namun gravitasi black hole yang memperlihatkan sinar cahaya di sekelilingnya bisa menciptakan jejak visual. Bagian ini dikenal sebagai bayangan lubang hitam.
Gas dan debu itu sendiri terbentuk karena gravitasi yang ada di dalamnya. Gas dan debu yang bentuknya spiral ini akan terakumulasi dengan lubang yang berputar-putar.
NASA Keluarkan Peringatan
Terkait prediksi tabrakan black hole tersebut, Badan antariksa Amerika Serikat, NASA sudah mengeluarkan peringatan.
Ketiga lubang hitam tersebut dikabarkan bisa hancur secara epic apabila saling bertabrakan. NASA mengeluarkan peringatan ini setelah penemuan tiga black hole oleh para astronom.
Dijelaskan juga bahwa peristiwa tabrakan ini bisa mengakibatkan ledakan energi raksasa. Tak hanya itu, dampaknya juga bisa menyebabkan penggabungan dua binatang buas.
Peristiwa black hole yang bertabrakan sebenarnya juga pernah terjadi pada tahun 2015. Kala itu, ledakan yang dihasilkan bisa setara dengan 100 juta triliun bom TNT.
Walau belum aktual, namun anda bisa bayangkan sendiri bagaimana gelombang ledakan gravitasi yang terjadi di alam semesta saat itu.
Dari ledakan gravitasi yang dihasilkan, seolah mengingatkan kita pada pembentukan alam semesta yang berkaitan dengan teori Big Bang-nya.
Meski begitu, apabila tabrakan black hole tersebut terbatas, belum ada pihak yang mampu memahami bagaimana dampaknya.
Seperti yang diketahui, lubang hitam ini ada di pusat galaksi, namun hal tersebut tak menjelaskan sepenuhnya bagaimana ketiganya bisa bergabung dan menjadi entitas yang lebih besar.
Fenomena yang dikenal dengan sebutan masalah parsec akhir ini kemungkinan bisa membantu menyatukan pasangan lainnya.
Rekan Shobita Satyapal yang berasal dari Universitas George Mason di Fairfax, Virginia, menyebutkan sistem ini sebagai SDSS J084905.51 + 111447.2′ black hole ganda dan triple sangat langka.
Walau demikian, diakuinya bahwa sistem itu sebenarnya adalah konsekuensi alami dari penggabungan galaksi. Menurutnya, hal tersebut merupakan proses bagaimana galaksi tumbuh dan berkembang.
Perlu dipahami, satu dari setiap seribu bintang yang ada di galaksi berpotensi untuk membentuk lubang hitam. Bima Sakti itu sendiri memiliki sekitar 100 miliar bintang sehingga diperkirakan ada 100 juta black hole yang bersembunyi.
Hingga kini para peneliti dan astronom NASA pun masih mempelajari bagaimana nantinya tabrakan black hole ini akan terjadi. (R10/HR-Online)