Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Ridwan Saidi minta maaf kepada masyarakat Ciamis karena kehebohan yang dibuatnya.
Pernyataan budayawan Betawi ini memang menggegerkan warga Ciamis. Pasalnya Saidi menyebut tidak ada kerajaan di Ciamis. Dia pun mengatakan prasasti palsu buatan Belanda. Selain itu dia juga membuat geram warga Ciamis lantaran mengartikan Galuh dengan kata brutal.
“Saya minta maaf YouTube itu telah menimbulkan heboh, tapi tentang kamus itu saya tidak bisa ubah,” lanjutnya.
Pernyataannya diakui Ridwan Saidi telah menimbulkan perasaan tidak enak kepada warga Ciamis, karena itu Ridwan Saidi minta maaf kepada masyarakat Ciamis.
“Saya minta maaf kepada masyarakat Ciamis saya mengutip kamus yang artinya tidak berkenan, tapi saya tidak bisa mengubah kamus,” katanya lagi.
Saidi juga menegaskan dirinya siap jika diundang oleh masyarakat Ciamis untuk membuktikan ucapannya. “Tidak perlu formal cukup di-WA saja, pasti saya datang. Tapi saya nanti bawa bukunya dan menunjukkan arti Galuh di buku itu,” katanya.
Ketika ditanya tentang rencana Bupati Ciamis untuk membawa kasus Ridwan Saidi ini ke jalur hukum, dia mengaku pasrah dan siap jika harus mendekam di penjara.
“Terserah aja yah, saya mah orang kecil kagak punya pangkat apa-apa, mau diapain namanya orang kecil ya pasrah aja,” katanya.
Ridwan Saidi Sebut Galuh dari Bahasa Armenia
Sebelumnya, Ridwan Saidi ‘keukeuh’ pada pendapatnya yang menyebut tidak ada kerajaaan di Ciamis. Selain itu, dia pun menyebut Galuh yang diartikannya sebagai brutal berasal dari bahasa Armenia.
Baca Juga: Ridwan Saidi: Tidak Ada Kerajaan di Ciamis, Prasasti Palsu, Galuh Artinya Brutal
HR Online berhasil menghubungi Ridwan Saidi untuk menanyakan kembali pendapatnya terkait sejarah Ciamis yang jadi polemik.
Kepada HR Online, Ridwan Saidi, mengungkapkan jika Galuh yang diartikan negatif oleh dirinya itu berasal dari Bahasa Armenia.
“Bukti-buktinya itu tidak meyakinkan, perkataan Galuh itu dari Bahasa Armenia, artinya itu negatif ya gak usah disebutkan lah, sementara Sunda itu juga Bahasa Armenia itu artinya cemerlang, apa ada nama kerajaan konotasinya negatif?” katanya saat dihubungi HR Online, Kamis (13/2/2020) malam.
Dia juga menyebut tidak ada indikasi adanya kerajaan di Ciamis. Kepada HR Online, Saidi mengulang ucapannya di salah satu kanal YouTube.
“Mengenai Galuh yang tidak ada kerajaan juga itu tidak meyakinkan. Indikasi kerajaan itu adalah secara ekonomi, apa ada tidak di situ?” katanya. (Fahmi/R7/HR-Online)