Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Keberadaan petugas sampah di Kota Banjar, Jawa Barat sangat vital untuk menjaga kebersihan kota. Namun, dengan adanya wabah virus Corona saat ini, mereka memiliki resiko tinggi untuk tertular Corona Virus Diesease (Covid-19). Apalagi setiap hari mereka melakukan kontak langsung dengan sampah.
Sayangnya, petugas sampah ini tidak dibekali dengan alat keselamatan kerja yang memadai. Pemkot Banjar hanya membekali mereka dengan kaos dan celana.
“Kurangnya APD (Alat Pelindung Diri) yang cukup dan tanpa adanya pencegah untuk mengurangi resiko terpapar Covid-19 menjadikan mereka ini sasaran empuk yang tampak nyata,” ungkap Dyah Shita Asri W, Kasi Angkutan dan Sarana Prasarana, Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Banjar.
Menurutnya, anggaran APD apa adanya, di tahun terakhir malah sudah tidak cukup untuk memberi masker dan sarung tangan yang memadai.
“Sehingga ada ungkapan di antara kami ‘baik tidak dipuci, jelak dicaci maki, hilang dicari-cari,’ itulah petugas sampah. Tahun ini anggaran lebih parah lagi, cukup untuk kaos dan celana saja sudah alhamdulillah, walau sedih sekali melihatnya apalagi pada situasi mewabahnya Covid-19 ini mereka harus tetap bekerja,” ungkap Dyah kepada HR Online, Selasa (24/3/2020).
Kondisi ini diperparah dengan pemberian makanan tambahan yang menurut Dyah kurang memadai. Akibatnya daya tahan tubuh petugas sampah di Kota Banjar kurang baik.
“Ini menambah deretan alasan kenapa petugas sampah beresiko sangat berat terpapar Covid-19 ini. Di Banjar, pemberian makanan tambahan hanya mampu kami berikan 3 bulan sekali berupa susu kaleng dan mie instan. Tragisnya mereka bawa itu ke rumah untuk keluarganya tanpa berpikir lagi bagaimana asupan makanan untuk mereka sendiri,” katanya.
Dyah juga mengungkapkan banyak dari petugas sampah di Kota Banjar yang menderita sakit paru-paru, bahkan ada juga yang terkena TBC.
“Kondisi ini jadi lebih ngeri lagi karena justru penyakit penyerta seperti inilah yang jadi mematikan ketika kena Covid-19,” kata Dyah.
Petugas Sampah di Kota Banjar Tak Miliki Asuransi Kesehatan
Dia berharap kondisi ini bisa jadi perhatian semua pihak. Apalagi diungkapkan Dyah, petugas sampah juga tak memiliki asuransi kesehatan.
“Asuransi kesehatan, sempat katanya bisa diklaim tapi ternyata tidak. Beberapa yang sakit tetap dibayar sendiri. Pernah ada yg kecelakaan, akhirnya kami minta bantuan Kesos untuk biaya operasinya, yang ada baru BPJS Ketenagakerjaan, kalau untuk BPJS Kesehatan sepertinya belum ada,” ungkapnya.
Dyah meminta agar keselamatan kerja para petugas sampah di Kota Banjar lebih diperhatikan lagi dan tidak hanya sekedar dibekali kaos dan celana.
“Ya saya sih pengen mengetuk hati nurani saja, jangan minta mereka kerja aja tanpa memikirkan keselamatannya. Sekedar kaos dan celana, apakah itu safety work? Itu mah hanya seragam lapangan,” tegasnya. (R7/HR-Online)