Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Warga Dusun Limus RT 01/RT 07 Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menuntup akses jalan untuk berbagai kendaraan yang datang dari luar daerah. Upaya ini dilakukan sebagai upaya pencegahan atau memutus mata rantai penyebaran Covid-19 atau Virus Corona yang belakangan mulai mewabah di Indonesia.
Dari pantauan di lapangan, jalan desa yang memiliki lebar sekitar 4 meter ini ditutup dengan menggunakan kayu dan bambu. Di dekat portal dari kayu tersebut terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan ‘Tamu Dilarang Masuk’. Darurat Covid-19 Jalan Ditutup Sementara Lebih Mencegah’.
Ketua RT setempat, Dadih Heryadi, mengatakan, penutupan jalan ke dearahnya mulai diberlakukan dari Senin (30/03/2019) kemarin hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pemberlakukan ‘lockdown’ lokal ini, tambah dia, merupakan kesepakatan warga yang diketahui oleh kepala dusun dan desa.
“Memang jalan ini hanya jalan desa dan lebar jalannya pun sempit. Tapi kendaraan dari luar daerah setiap harinya padat melintas ke sini. Karena jalan ini sering dijadikan jalan alternatif untuk menuju Tasikmalaya,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Dedih, rumah penduduk di daerahnya mayoritas berada di pinggir jalan. Dengan begitu, perlu langkah pencegahan agar penyebaran virus tidak masuk ke kampungnya.
“Seperti diketahui bahwa daerah Tasikmalaya sudah ditetapkan sebagai zona merah penyebaran virus Corona menyusul ada 5 warganya yang positif. Makanya kami melakukan antisipasi agar penyebaran virus tidak masuk ke kampung kami,” ujarnya.
Dedih menambahkan, karena rumah penduduk di daerahnya berada di pinggir jalan, dikhawatirkan ada kendaraan yang melintas singgah di salah satu rumah penduduk.
“Kita kan tidak tahu orang dari luar itu apakah membawa virus atau tidak. Daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, lebih baik kami melakukan upaya pencegahan,” katanya,
Menurut Dedih, jumlah warga di wilayah RT-nya sebanyak 150 jiwa. Dia mengatakan penutupan jalan hanya dilakukan di sekitar wilayah RT-nya saja. “Kebetulan jalan desa ini berada di wilayah RT kami,” ujarnya.
Meski dilakukan penutupan jalan, namun aktivitas warga normal seperti biasa. Hanya saja pihaknya menghimbau kepada warga untuk mengurangi aktivitas dan lebih baik menghabiskan waktu di rumah.
“Sebagaimana himbauan pemerintah, selama masa memutus mata rantai penyebaran virus corona kami sampaikan kepada warga agar banyak beraktivitas di rumah. Warga pun sepakat dan bersama-sama melakukan pencegahan agar virus tidak masuk ke kampung kami,” ungkapnya.
Dedih mengatakan di kampungnya memang banyak warga yang merantau ke luar kota. Namun pihaknya sudah meminta kepada keluarganya agar warga yang merantau untuk tidak mudik dulu selama pandemi virus corona belum berakhir.
“Memang ada satu orang warga yang mudik pulang kampung. Tapi kami sudah meminta kepada warga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Dan hal itupun sudah kami laporkan ke pemerintah desa untuk selanjutnya berkoordinasi dengan pihak puskesmas,” pungkasnya. (Fahmi2/R2/HR-Online)