Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pemkab Ciamis kini lebih meningkatkan pengetatan penjagaan di 9 titik wilayah perbatasan menyusul akan terjadinya kembali lonjakan pemudik yang diprediksi akan berlangsung pada pertengahan hingga akhir April mendatang. Pengetatan penjagaan tersebut merupakan upaya dalam memutus rantai penyebaran virus corona atau Covid-19.
Lonjakan pemudik tersebut merupakan imbas dari pemberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diberlakukan di beberapa kota besar. Selain itu, lonjakan pemudik pun akan ditambah dari tradisi pulang kampung yang setiap tahun biasa terjadi pada awal bulan ramadhan.
Baca juga: Selama Pandemi Corona, 27.791 Pemudik Asal Ciamis Pulang Kampung
Antispasi Lonjakan Pemudik
Juru Bicara PIK (Pusat Informasi dan Koordinasi) COVID-19 Kabupaten Ciamis, Bayu Yudiawan, mengatakan, saat diberlakukan PSBB di beberapa kota besar, aktivitas kantor dan pabrik dipastikan banyak yang berhenti beroperasi.
Hal itu memungkinkan akan terjadi lonjakan angka MDP (Migrasi Dalam Pemantauan) di Kabupaten Ciamis. Mengingat warga Ciamis yang merantau dan bekerja di beberapa kota besar angkanya cukup tinggi.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami sudah meningkatkan penjagaan di 9 titik perbatasan. Selain setiap orang yang masuk wilayah Ciamis diperiksa kesehatannya, juga ditanya urgensi pulang-pergi ke daerah-daerah zona merah. Dan orang itu pun kami rekomendasikan untuk dilakukan pengawasan serta diminta melakukan isolasi mandiri ketika sudah pulang ke Ciamis,” ungkapnya, Jum’at (17/04/2020).
Bayu pun tidak menapik bahwa masih ada warga yang datang dari zona merah tidak menyelesaikan masa isolasi mandiri hingga usai. Malah warga tersebut kembali pergi ke daerah zona merah saat masa isolasinya belum berakhir.
“Melalui kooordinasi dengan berbagai instansi termasuk pemerintah desa, kami terus melakukan edukasi kepada warga agar tidak pulang pergi ke daerah zona merah di masa pandemi corona. Termasuk meminta kepada yang bersangkutan agar menuntaskan isolasi mandiri sebelum kembali pergi ke luar daerah,” ujarnya.
Dalam melakukan pemantauan MDP, kata Bayu, pihaknya menugaskan petugas kesehatan yang dibantu pamerintah desa serta relawan untuk memberikan edukasi kepada warga yang baru pulang dari zona merah agar melakukan isolasi mandiri.
“Kami tidak hanya mengawasi ODP dan OTG saja, tetapi warga yang masuk kategori MDP atau pemudik yang baru pulang dari luar kota pun dilakukan pengawasan agar mereka patuh menjalani isolasi mandiri,” ujarnya. (Fahmi2/R2/HR-Online)