Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sebulan tak beroperasi lantaran adanya pembatasan aktivitas sosial akibat terdampak pandemi virus corona, membuat para sopir angkot di Ciamis Jawa Barat menjerit. Mereka mengaku kini tengah kesulitan ekonomi. Karena apabila memaksakan narik angkot pun jumlah penumpang yang ada tak sanggup untuk menutupi setoran.
Hal itu diungkapkan Fuad Hasan (30), sopir angkot, yang bekerja di perusahaan angkutan Aladdin Ciamis. Dia bersama rekan-rekannya mendatangi kantor Aladdin, Senin (20/4/2020).
“Kami datang ke sini untuk menanyakan bantuan uang dari Korlantas Polri yang mengucurkan bantuan untuk awak sopir melalui program keselamatan tahun 2020. Karena personil dari perusahaan lain informasinya sudah menerima uang sebesar Rp. 600 ribu. Makanya kami datang untuk minta diperjuangkan,” ujar Fuad yang mengaku warga Karangampel, Kecamatan Baregbeg ini.
Sopir Angkot Selalu Tekor
Menurut Fuad, tidak hanya dirinya saja yang berhenti beroperasi, tetapi teman-temannya yang sama sopir angkot pun sama. Kerena, kata dia, semenjak pemerintahan meliburkan sekolah, kantor dan membatasi aktivitas sosial dalam upaya memutus rantai penyebaran virus corona, membuatnya sepi penumpang.
“Bayangkan saja pemerintah menyuruh semua orang untuk diam di rumah. Semua aktivitas kantor dan sekolah diliburkan. Akibatnya di jalanan sepi dan sangat berimbas terhadap jumlah penumpang,” ujarnya.
Fuad mengatakan dirinya pernah memaksakan beroperasi dengan harapan bisa mendapat uang setoran dan sedikit ada uang lebih untuk dibawa ke rumah. Namun kenyataannya, bukannya dapat uang lebih, malah untuk bayar setoran dan operasional pun tidak tertutupi.
“Daripada saya rugi, mending tidak narik angkot sama sekali. Sudah sebulan saya nganggur tidak bekerja,” katanya.
Selama tidak narik angkot, lanjut Fuad, dirinya mencoba untuk mencari penghasilan lain meski tidak seberapa. “Kalau untuk makan alhamdulilah masih ada rezekinya. Itu pun saya minta beras dari mertua. Tapi buat beli susu anak yang masih balita saya sangat kesulitan. Setiap dua hari sekali saya harus beli susu buat anak,” katanya.
Fuad pun mengaku sampai menyuruh istrinya menjual perhiasan. Hal itu semata untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. “Kalau saya masih untung punya simpanan perhiasan. Jadi masih bisa menyambung hidup. Tapi kalau sopir angkot lain yang tidak memiliki simpanan mungkin bisa dibayangkan bagaimana mereka susahnya,” ungkapnya.
Fuad pun mendorong pihak perusahaan agar mengajukan bantuan ke pemerintah guna membantu sopir yang kini kebanyakan menganggur di rumah. “Kami berharap ada bantuan dari pemerintah sampai nanti kami bisa kembali normal bekerja,” ujarnya.
Pemilik Armada juga Ikut Terdampak
Di tempat yang sama, pemilik PO Aladdin Tatang Aceng Kendar, mengungkapkan, pihaknya akan segera mengajukan bantuan untuk para sopir ke berbagai instansi terkait. Menurutnya, insntasi yang akan disurati diantaranya Korlantas, Jasa Raharja, Kementrian Perhubungan dan Kementerian Tenaga Kerja.
“Kami akan perjuangankan agar para sopir di perusahaan kami mendapat bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
Tatang mengatakan, yang terdampak ekonomi akibat pendemi corona tidak hanya sopir saja, tetapi pihaknya pun sebagai pemilik perusahaan armada sama terkena dampak.
“Kalau sopir tidak beroperasi otomatis kami pun tidak ada pemasukan. Kami juga sama mengalami kesulitan. Sampai kami mengajukan penangguhan cicilan selama 6 bulan ke perbankan. Namun sampai saat ini belum ada jawaban dan kejelasan,” pungkasnya. (Fahmi2/R2/HR-Online)