Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pengusaha bus di Ciamis terpaksa menaikkan tarif angkutan hingga 80 persen. Hal itu dilakukan untuk menutupi biaya operasional bus.
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal sudah dijalankan di Ciamis, angkutan bus pun sudah kembali beroperasi.
Namun bus hanya boleh mengangkut penumpang 50 persen saja dari kapasitas bus. Hal itu guna menaati protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Karena itu, pengusaha bus di Ciamis dipaksa berhitung dan akhirnya sepakat untuk menaikkan tarif angkutan.
Sekretaris Organda Ciamis, Ekky Bratakusuma, menuturkan, saat ini memang belum ada imbauan untuk kenaikan tarif. Namun pembatasan penumpang sampai 50 persen dari kapasitas bus, maka pengusaha pun harus berusaha menutup biaya operasional.
“Perusahaan punya itung-itungan sendiri. Adanya pembatasan penumpang sementara biaya operasional juga harus diperhitungkan karena itu terpaksa menaikkan tarif namun dengan jumlah yang bisa ditoleran,” kata Ekky, Selasa (23/6/2020).
Tarif yang bisa ditoleransi artinya, menurut Ekky pasar atau penumpang tidak keberatan. “Tarif bus di Ciamis kenaikkannya sekitar 80 persen,” imbuhnya.
Sekretaris Organda sekaligus Manajer PO (Perusahaan Otobus) Gapuraning Rahayu ini menjelaskan, penyesuain tarif diserahkan ke pasar. Sebab menurutnya, tarif untuk bus Patas tidak diatur oleh Dirjen Perhubungan Darat. Apabila tidak ada keberatan dari pasar, maka dianggap tidak ada pelanggaran.
Ekky juga menyebut tarif bus untuk jurusan Cilacap-Jakarta dari harga tiket Rp 100 ribu, kini naik jadi Rp 180 ribu. Tarif tersebut untuk bus dari Ciamis. Sedangkan bus lain tarifnya bisa naik sampai Rp 200 ribu bahkan lebih.
Bus Asal Ciamis Belum Semua Beroperasi
Sementara bus dari Ciamis sendiri belum semua beroperasi, karena terminal juga masih banyak yang belum dibuka. Begitu juga dengan penumpang, saat ini penumpang masih sepi.
Bus yang sudah beroperasi saat ini hanya jurusan Lebak Bulus, Pondok Cabe. Sedangkan bus yang menuju Jawa, hanya jurusan ke Kawunganten dan Karangpucung.
“Kami memang belum bisa beroperasi full, penumpangnya juga kan sepi. Kita juga melihat kondisinya seperti apa. Terminal masih banyak yang belum buka. Misalnya Terminal Rambutan, secara formal kan Pemerintah belum membukanya. Kami di sini menunggu saja dari Pemerintah, kapan (terminal) dibuka secara resmi,” tandasnya. (Dadang/R7/HR-Online)