Berita Banjar (harapanrakyat.com).- Usai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir, sektor pendidikan pesantren di Banjar kini mulai kembali aktif, salah satunya di pondok pesantren. Seiring dengan itu, penjualan kitab di sejumlah toko buku dan kitab mengalami peningkatan.
Samsul Iskandar (59), pemilik toko buku dan kitab di depan Pasar Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mengaku, dalam dua hari terakhir ini tokonya kembali ramai oleh pembeli. Toko yang telah berdiri sejak 25 tahun silam, kini sudah banyak pelanggannya.
Dia mengatakan, kitab kepesantrenan selalu laris seminggu sebelum sekolah formal dimulai. Pasalnya wali santri harus melakukan persiapan untuk anaknya yang akan menetap di pesantren, sembari bersekolah formal.
“Kitab yang banyak terjual yaitu kitab Syafi’iyah, seperti Safinatu Najah, Juz Anna, Sulamun Taufik, dan Bulughul Maron,” kata Samsul, saat ditemui Koran HR, Selasa (14/07/2020).
Ia juga mengatakan, pesantren yang ada di wilayah Kecamatan Langensari yang biasanya memesan kitab ke Kebumen, Jawa Tengah, kini tidak bisa.
“Karena mungkin saat ini Kebumen masih menerapkan PSBB, jadi sekarang mereka pesannya ke sini,” ujarnya.
Sedangkan, untuk penjualan alat tulis mulai larisnya saat dua hari sebelum sekolah masuk, yaitu pada hari Sabtu dan Minggu. Sementara, anak-anak sekolah masuk hari Senin (13/07/2020).
Pendapatan Puluhan Juta
Samsul mengaku, pendapatan tokonya dalam dua hari itu mencapai Rp 10 juta. Berbeda dengan hari-hari biasanya yang dalam satu harinya paling mendapat sekitar Ro 2 jutaan saja. “Toko buku dan kitab milik saya ini menerima penjualan grosir maupun eceran,” kata Samsul.
Hal senada diungkapkan Muhamad Kamil (40), pemilik toko kitab lainnya di Jalan Pasar Langensari, Nomor 5, Kelurahan Muktisari. Ia mengaku toko kitab miliknya mulai ramai kembali sejak dua bulan terakhir ini. Meskipun keadaannya kini tidak seramai saat masuk tahun ajaran baru seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kitab kepesantrenan yang banyak terjual di toko miliknya di antaranya kitab Safinatunnaja, Ta’Inul Muta’alim, Tangkihul Qoul, dan kitab bagi santri pemula lainnya.
“Selain itu, penjualan kopyah juga banyak yang beli, rata-rata buat anak anak Diniyah,” tuturnya, kepada Koran HR, Selasa (14/07/2020).
Kamis mengaku, toko kitab miliknya itu telah banyak dipercaya oleh 9 pesantren di wilayah Langensari, Kota Banjar, Lakbok, Kabupaten Ciamis, Cigaru, Jawa Tengah, bahkan hingga Riau, Provinsi Sumatera.
“Ada yang suka pesan kitab dari Riau, karena memang dulu mondoknya di pesantren Citangkolo, dan sekarang sudah punya pondok di sana,” kata Kamil. (Aisyah/Koran HR)