Raloxifene berpotensi obati Covid-19 telah dilakukan pengujian secara klinis. Pengujian ini diminta langsung oleh para peneliti. Hal ini bertujuan untuk mempelajari potensi dari obat Raloxifene.
Pengujian ini dilakukan oleh Konsorsium penelitian Exscalate4CoV yang mendapat dana dari Uni Eropa. Pengujian ini menghasilkan sesuatu yang cukup mengesankan. Dilansir dari Pharmacist, tes laboratorium tersebut menunjukkan bahwa Raloxifene memiliki sifat potensial.
Mulanya terdapat 400.000 molekul yang telah disaring pada penelitian tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan analisa 7.000 spesimen. Secara keseluruhan, Raloxifene memiliki potensi yang sangat besar. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa harus diadakan uji klinis selanjutnya.
Baca Juga: Obat Maag Famotidine Terbukti Mampu Redakan Gejala Covid-19, Ini Hasil Uji Klinisnya
Raloxifene Berpotensi Obati Covid-19, Benarkah?
Banyaknya penelitian mengenai virus Corona membuat banyak kemungkinan terjadi. Apalagi hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah penyebaran Corona. Hal ini membuat para peneliti terus melakukan penelitian terhadap setiap kemungkinan.
Seperti halnya yang dilakukan oleh para peneliti dari negeri ginseng. Pusat Bioteknologi Gyeonggi dan Institut Kesehatan Nasional Korea melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada 3000 jenis obat medis.
Hal ini hampir sama dengan penelitian konsorsium Exscalate4Cov di Eropa. Dalam penelitian di negeri gingseng, hasilnya juga menjurus pada Raloxifene. Dimana obat yang satu ini berpotensi mencegah Covid-19.
Penelitian Raloxifene berpotensi obati Covid-19 ini ternyata memiliki manfaat lainnya. Disebutkan dalam Wolrd KBS yang menyatakan bahwa Raloxifene juga mencegah sindrom virus pernapasan. Diantaranya MERS dan SARS yang terjadi di Timur Tengah.
Raloxifene sendiri merupakan obat yang digunakan untuk mencegah tulang keropos atau osteoporosis. Seperti yang diketahui bahwa tulang keropos biasa terjadi pada lansia dan wanita menopause. Selain itu, Raloxifene juga memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya kanker pada wanita.
Setiap obat-obatan memiliki golongan atau kategori tersendiri. Sama halnya dengan Raloxifene yang masuk pada agen metabolisme tulang. Cara kerja Raloxifene ini hampir sama dengan efek estrogen yang digunakan untuk ketebalan tulang.
Hampir semua obat memiliki efek samping, begitupun dengan Raloxifene. Sekalipun Raloxifene berpotensi obati Covid-19 dan sudah dilakukan penelitian. Sebagai catatan, obat pencegah osteoporosis ini tidak baik jika diberikan kepada anak-anak.
Sehingga potensinya terhadap pencegahan virus Corona perlu dikaji kembali. Sebab, banyak anak yang juga terjangkit virus Covid-19. Bahkan wanita yang belum memasuki masa menopause juga tidak diperbolehkan mengonsumsinya.
Dosis atau takaran ketika mengonsumsi Raloxifene harus sesuai dengan anjuran dokter. Ada banyak efek samping yang bisa dirasakan dari penggunaan obat osteoporosis ini. Mulai dari efek yang tidak begitu serius hingga yang sangat serius.
Raloxifene Berpotensi Obati Covid-19 Perlu Diuji Klinis
Banyaknya penelitian hingga saat ini belum menghasilkan obat Covid-19 yang pasti. Beragam obat dari berbagai kategori telah diuji kandungannya. Raloxifene yang merupakan obat osteoporosis juga termasuk didalamnya.
Potensi dari obat ini memang cukup besar. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih mendetail. Sebab, efek sampingnya begitu besar, bahkan ada yang perlu ditangani oleh medis.
Raloxifene berpotensi obati Covid-19 memiliki efek samping berupa rasa gatal. Tidak hanya itu saja, wajah juga akan mengalami pembengkakan, begitupun dengan bibir dan lidah. Salah satu efek seriusnya adalah dada yang terasa sakit.
Jika mengalami overdosis, tentunya akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, obat Raloxifene perlu diteliti lebih lanjut. Dosis penggunaannya harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan.
Mengingat obat ini memiliki keterkaitan dengan potensinya mencegah Covid-19. Tentunya akan ada resiko yang terjadi jika Raloxifene diberikan kepada pasien Covid-19. Hal ini perlu diwaspadai sebab masih ada banyak obat lainnya yang lebih berpotensi.
Para pasien Covid-19 yang memiliki alergi juga tidak bisa mengonsumsi obat ini. Menurut kesehatan, Raloxifene juga berpengaruh pada orang yang memiliki alergi. Bahkan pasien lansia juga beresiko untuk mengonsumsi obat ini meski kandungannya mencegah osteoporosis.
Uji klinis di konsorsium Exscalate4Cov diperkirakan mulai pada musim panas. Pengujian ini juga menggunakan platform superkomputasi yang cukup canggih.
Raloxifene berpotensi obati Covid-19 masih belum dapat dipastikan penggunaannya. Sehingga kemungkinannya masih diragukan sama seperti beberapa obat sebelumnya. Pengujian berkelanjutan akan terus dilakukan hingga obat Covid-19 benar-benar ditemukan.