Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- SMKN 9 Bandung menjadi pilot project nasional untuk menerapkan modul kurikulum darurat Covid-19. Sekolah ini juga meluncurkan modul kolaborasi kurikulum darurat di masa AKB.
Merujuk Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020 tentang pelaksanaan kurikulum, ada tiga opsi penyesuaian pembelajaran saat pandemi. Kurikulum darurat, kurikulum yang mengacu ke nasional dan penyederhanaan kurikulum mandiri.
Kepala Dinas Pendidikan jabar Dedi Supandi mengatakan SMK se-Indonesia akan menerapkan modul kolaborasi kurikulum darurat ini dalam masa AKB. Menurut Dedi, pihak dari Kemendikbud akan ke SMKN 9 Bandung.
Dalam peluncuran modul kolaborasi di SMKN 9 Bandung, Senin (31/8/2020), Dedi mengatakan untuk Jabar akan menambah muatan lokal pada modul tersebut. Sehingga ada gabungan antara kurikurum darurat dan kurikulum mandiri. Menurutnya muatan lokal penting untuk pendidikan karakter.
“Nantinya menggabungkan modul kurikulum darurat Covid-19 dan mandiri. Dengan tambahannya pendidikan karakter karena nanti siswa yang memiliki karakter yang bisa bertahan,” jujar Dedi.
Bunda Literasi Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil, sangat menyambut modul Kolaborasi darurat saat AKB ini. Menurutnya, modul ini akan memudahkan siswa dan orang tua saart melaksanakan pembelajaran saat pandemi.
“Sekarang ini semua masih melakukan daring saja. Namun untuk SMKN 9 Bandung, dikolaboasikan antara modul kurikulum darurat Covid-19 dan mandiri,” kata Atalia.
Atalia pun menilai modul ini mampu mendukung kegiatan belajar untuk siswa SMK yang mengaruskan banyak prakti. Selama ini, SMK sulit melakukan praktik langsung saat melaksanakan belajar daring. Menurutnya program integrasi ini merupakan langkah yang tepat.
SMKN 9 Bandung Jadi Proyek Rintisan Modul Kurikulum Darurat Covid-19
Kepala SMKN 9 Anne Sukmawati mengatakan, Modul Kolaborasi ini juga menggabungkan mata pelajaran yang ada. Sekolah mengharapkan siswa bisa menghasilkan output yang sesuai dengan bidang kompetensi dan jurusan dari sekolah.
“Ini modul kurikulum darurat Covid-19, yang mana 10 mata pelajaran lebih bisa terintegras dan mendapatkan satu produk yang bernilai kompetensi keahlian. Pada modul ini juga para siswa mampu berkreasi dan menghasilkan produk inovasi yang sesuai bidangnya,” kata Anne.
“Para siswa tidak akan kesulitan ketika menemukan kendala saat pembelajaran dengan kurikulum darurat. Nantinya, ke depan ada tatap muka namun tidak klasik. Pembatasan hanya 5 orang. (R9/HROnline)